Salah satu bentuk dari partisipasi guna mengawal pengelolaan sawit di berbagai aspek secara berkelanjutan dan mewujudkan agro industri sawit yang kuat dari hulu ke hilir. IPB University mendirikan Pusat Studi Sawit.
Menurut Prof. Budi Mulyanto, Pusat Studi Sawit IPB University (PUSDI SAWIT IPB) disusun sebagai tindaklanjut MoU antara IPB dan GAPKI (Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia) No. 092/IT3/HK 01/2019 tanggal 10 September 2019 tentang Kerjasama Tridharma Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Perkebunan dan Industri Sawit Berkelanjutan.
“Di dalam MoU tersebut tercantum IPB akan mendirikan Pusat Studi Sawit yang diharapkan dapat mengkoordinasikan penelitian dan kajian secara komprehensif tentang kelapa sawit dari berbagai keilmuan yang ada di IPB serta mendesiminasikan hasil penelitian dan kajian kepada masyarakat dan pemerintah,” katanya dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku “Sawit Untuk Negeri” serta Peresmian Pusat Studi Sawit IPB University, Jumat (9/09).
Budi menjelaskan, pendirian PUSDI SAWIT IPB diawali dengan rapat-rapat para peneliti sawit B. kemudian Fakultas Pertanian (Faperta) IPB menyusun tim guna penyusun roposal berdasarkan hasil diskusi tersebut.
“Tujuannya adalah melakukan penelitian, kajian dan tindakan terkait dengan perkebunan dan industri sawit nasional untuk (1) meningkatkan produktivitas, fungsi dan peran usaha perkebunan dan industri sawit nasional berkelanjutan dalam pengembangan ekonomi, sosial dan ekologi secara inklusif, baik pada konteks lokal, nasional maupun global untuk mendukung ketahanan nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan (2) mencari solusi tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam usaha perkebunan dan industri sawit nasional dalam bidang lingkungan, kesehatan, hak asasi manusia (HAM), perdagangan internasional dan bidang lain yang strategis dan serius. PUSDI SAWIT IPB berharap dapat berkontribusi nyata dalam pengembangan peran sawit bagi keberlanjutan pembangunan dan kemakmuran Indonesia,” jelasnya.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Arif Satria menambahkan, pihaknya memiliki komitmen besar untuk terus bisa memberikan sumbangan pemikiran riset dan inovasi inovasi dalam membangun industri sawit yang memang secara makro memiliki kontribusi besar dalam peningkatan devisa.
“Oleh karena itu pembangunan PUSDI SAWIT IPB diharapkan bisa memberikan sumbangan bagi kemajuan bagi industri sawit, baik dari aspek lingkungan aspek inovasi teknologi maupun dari aspek aspek sosial ekonomi,” kata Rektor Arif.
Sejatinya kata Arif, IPB telah melakukan kontribusi khususnya diperkebunan kelapa sawit. Mulai dari hulu hingga hilir. Dari hulu pihaknya beberapa waktu lalu telah mengembangkan robot mobile yang dapat digunakan petani untuk melakukan pemupukan kebun kelapa sawitnya.
Teknologi itu kata dia telah terkoneksi satelit. Sehingga mampu melihat serta memprediksi kebutuhan masing-masing lahan yang hendak dilakukan pemupukan.
Kemudian juga berkontribusi dalam pembibitan kelapa sawit dengan berbagai varietas. Ini adalah aspek yang bermutu.
“Lewat program itu kita mendorong petani. Sebab kita melakukan riset terhadap tanaman sawit yang merupakan tanaman tahunan. Sehingga petani tidak khawatir bibit yang ditanam tidak berbuah. Sebab sudah melalui uji. Ini hal yang juga penting kaitannya dengan peningkatan produksi kebun sawit Indonesia,” katanya.
Di wilayah hilir IPB juga telah mengembangkan limbah kelapa sawit menjadi beragam produk yang berkualitas. Seperti rompi anti peluru, baju, jaket bahkan juga helm.
Selain itu juga mengembangkan limbah menjadi gula yang juga berkualitas industri. “Jadi gula masa depan itu bukan hanya dari tebu. Ada juga dari kulit dan batang singkong. Dan generasi ketiga ini adalah dari limbah sawit,” jelas Arif.
Menurutnya, agromaritim saat ini menjadi tulang punggung dunia. Sebab material baru kebanyakan berasal dari Bio. yang tak terkecuali kelapa sawit. Ini menjadi harapan masa depan.
“Sawit adalah sumber energi masa depan. Jadi sawit bukan lagi hanya minyak, namun juga untuk masa depan,” paparnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan industri kelapa sawit telah berkontribusi mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja secara signifikan. Pemerintah juga terus melanjutkan upaya untuk mendorong industri sawit sebagai sektor strategis.
Upaya tersebut perlu dibarengi dengan dukungan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat. ”Saya mengharapkan adanya sebuah aksi kepedulian yang mengajak kita semua untuk bangga dan saling bekerja sama dalam mewujudkan agro industri sawit yang kuat dari hulu ke hilir, serta berani menghadapi berbagai tantangan dan hambatan,” ungkapnya secara daring, Jumat (9/9/2022).
Salah satu bentuk dari partisipasi masyarakat tersebut ditunjukkan dengan pendirian Pusat Studi Sawit IPB University guna mengawal pengelolaan sawit di berbagai aspek secara berkelanjutan. Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia perlu memiliki pusat riset yang memadai dan dapat diandalkan untuk menjamin keberlanjutan dari komoditas unggulan kelapa sawit, sehingga pembangunan Pusat Studi Sawit diharapkan dapat dilakukan di berbagai kampus lainnya agar dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan yang applicable terkait optimalisasi pengembangan sawit.
“Pusat Studi Sawit ini diharapkan mampu memberikan berbagai kajian sawit dari aspek sosial, ekonomi, dan juga lingkungan, tidak hanya di hulu tetapi harus juga di hilir, sehingga nilai tambah dari sawit benar-benar dapat dinikmati lebih luas,” ungkap Menko Airlangga.
Selain itu, partisipasi lain juga ditunjukkan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah melakukan penelitian terkait dengan penggunaan sawit untuk biodiesel. Hal tersebut diharapkan dapat diikuti oleh berbagai kampus lainnya guna mendukung upaya Pemerintah dalam mempertahankan kelestarian industri sawit sebagai komoditas unggulan yang mampu menjamin ketahanan pangan dan energi.
Airlangga juga turut menyampaikan apresiasi dan dukungan terkait peluncuran Buku “Sawit Untuk Negeri” sebagai wujud partisipasi dan dorongan dari pihak terkait bagi pengembangan sawit oleh pemerintah. “Saya mendukung publikasi Buku “Sawit untuk Negeri”, dimana buku ini secara umum menyampaikan ke para pembacanya bahwa sawit itu baik, dan berkontribusi sangat besar bagi perekonomian Indonesia, bahkan merupakan salah satu sektor yang masih mampu memberikan kontribusi bagi negara selama masa pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia,” tutur Airlangga.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Menteri Pertanian Periode 2001-2004, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Promosi Perdagangan Dalam Negeri, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Rektor IPB, Kepala Pusat Studi Sawit IPB University, Direktur Utama The Jakarta Consulting Group, Co-author Buku “Sawit Untuk Negeri”, serta Perwakilan Asosiasi Kelapa Sawit.
Geliat kinerja pertumbuhan tersebut salah satunya didukung oleh sisi ekspor yang mengalami pertumbuhan sebesar 19,74% (yoy) dengan dukungan dari ekspor komoditas kelapa sawit sebagai komoditas unggulan Indonesia.
Selain mampu menyokong peningkatan nilai ekspor dalam negeri, industri kelapa sawit juga telah berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja secara siginifikan. Pemerintah juga terus melanjutkan upaya untuk mendorong industri sawit sebagai sektor strategis dan tentunya perlu dibarengi dengan dukungan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat.