Kementan Alokasikan 100.453 Hektare untuk Bongkar Ratoon dan Lahan Baru

0
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat saat melakukan tanam perdana bongkar ratoon tebu yang dilaksanakan di Desa Mlale, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Selasa (4/11).

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) mengalokasikan pengembangan kawasan tebu nasional seluas 100.453 hektare pada 2025, meliputi bongkar ratoon dan perluasan lahan baru.

Demikian disampaikan Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat saat melakukan tanam perdana bongkar ratoon tebu yang dilaksanakan di Desa Mlale, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Selasa (4/11).

Roni menyampaikan bahwa kegiatan bongkar ratoon menjadi langkah strategis dalam memperbaiki produktivitas tebu nasional.

“Tahun 2025, Ditjenbun mengalokasikan pengembangan kawasan tebu nasional seluas 100.453 hektare, terdiri atas bongkar ratoon dan perluasan lahan baru. Diharapkan langkah ini dapat memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani tebu,” ujar Roni.

Roni menambahkan, pengembangan ini akan berlanjut pada 2026 dengan total luas mencapai 99.547 hektare.

Sebagai informasi, untuk Provinsi Jawa Tengah, alokasi pengembangan kawasan tebu mencapai 12.076 hektare, meliputi 11.336 hektare bongkar ratoon dan 740 hektare perluasan di 19 kabupaten. Dari total tersebut, Kabupaten Sragen mendapat target 2.547 hektare bongkar ratoon dan 41 hektare perluasan.

Roni menekankan, percepatan pendataan CPCL (Calon Petani Calon Lahan) serta konsolidasi di lapangan menjadi kunci keberhasilan program ini. Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan petani sangat penting agar program ini berjalan optimal.

Kegiatan tanam perdana dilakukan di lahan seluas 1,5 hektare dengan varietas Bulu Lawang (BL) yang memiliki potensi hasil hingga 94,3 ton per hektare dan rendemen gula 7,51 persen.

“Melalui kegiatan bongkar ratoon ini, kita berharap produktivitas tebu terus meningkat, kemitraan antara petani dan pabrik gula semakin kuat, serta berdampak nyata pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Roni.

Lebih lanjut Roni mengatakan, program ini juga berperan penting dalam memperluas lapangan kerja, memperkuat ekonomi perdesaan, dan meningkatkan daya saing komoditas perkebunan nasional.

Sementara itu, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, mengapresiasi langkah Kementan dalam memperkuat ekosistem industri gula nasional. Dia menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah dan petani untuk memperkuat industri gula nasional.

“Terima kasih kepada Bapak Presiden dan Bapak Menteri Pertanian. Berkat kerja keras beliau serta terbitnya Permenko Nomor 12 Tahun 2025, kini petani tebu dapat mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 500 juta per tahun secara berkelanjutan. Ini menjadi sejarah baru dalam ekosistem tebu nasional,” ungkap Mahmudi.

Wakil Bupati Sragen, H. Suroto, dalam kesempatan yang sama menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program nasional pengembangan tebu.

“Tebu merupakan salah satu potensi utama sektor perkebunan di Sragen. Karena itu, kami siap bersinergi dengan seluruh pihak agar program ini berjalan sukses dan sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Pemerintah Kabupaten Sragen akan berkontribusi penuh demi kesejahteraan petani dan kemajuan daerah,” ujar Suroto.

Kegiatan tanam perdana bongkar ratoon tebu di Sragen ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mempercepat tercapainya swasembada gula nasional, memperkuat hilirisasi perkebunan, serta mendorong peningkatan pendapatan petani melalui kemitraan berkelanjutan antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat.

Turut hadir saat tanam perdana, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Sragen, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), serta perwakilan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dan unsur Forkopimda Sragen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini