Kementerian Pertanian menyatakan bahwa kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang paling siap dipacu pengembangannya, baik dari sisi pemerintah, sektor swasta, maupun petani. Kelapa sawit kini perlu didorong untuk memasuki lebih banyak pasar internasional guna melipatkan ekspor.
“Sawit ini tinggal kita dorong bagaimana sawit supaya bisa masuk ke banyak pasar peningkatan ekspor kita, kemudian dikonversi menjadi B50 sebagai bagian dari bargaining kita kepada dunia,” begitulah penegasan Wakil Menteri Pertanian (Wamen), Sudaryono saat membuka secara resmi event Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 yang digelar di ICE BSD Tangerang Selatan tersebut.
Pembaca sekalian yang kami banggakan…
Keinginan pemerintah untuk memacu pengembangan industri sawit, kami coba angkat sebagai tema utama Laporan Utama Majalah HORTUS Archipelago Edisi Oktober 2024 ini. Terlebih dalam ajang Bunex 2024 secara khusus komoditi sawit juga dikupas tuntas dalam Focus Group Discussion (FGD), ’Menjadikan Kelapa Sawit Sebagai Lumbung Energi Terbarukan’.
Menurut Direktur Bioenergi Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo, sawit ternyata mampu menjadi lumbung energi terbarukan di masa depan. Meski demikian, perlu peningkatan produksi minyak sawit agar program biodiesel berjalan dengan baik tanpa harus mengurangi ekspor.
Sementara, untuk Rubrik Liputan Khusus, kami membahas mengenai perlunya komoditi kakao di Indonesia dibenahi secara menyeluruh,
Pembaca yang kami hormati, di tengah anjloknya pasokan kakao di pasar global akhir-akhir ini, dunia kakao internasional berharap Indonesia dapat meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan dunia yang terus meningkat. Sangat disayangkan, peluang tersebut lenyap begitu saja lantaran tak mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku kakao di negeri ini.
Adalah Soetanto Abdoellah, Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) yang mengungkapkan peluang tersebut pada saat memperingati Hari Kakao Indonesia di Istana Nelayan Restaurant, Tangerang, belum lama ini.
Masyarakat internasional terutama Asia sangat berharap bahwa Indonesia mampu meningkatkan produksi kakaonya. “Dalam pertemuan di Singapura, masyarakat internasional terutama Asia sangat berharap bahwa Indonesia mampu meningkatkan produksi. Ini peluang yang harus dimanfaatkan,” kata Soetanto.
Di luar kedua rubrik andalan tersebut, seperti biasa kami juga menyajikan berita atau tulisan yang tak kalah hangat dan menarik di rubrik-rubrik lainnya.
Akhirnya, dari balik meja redaksi, kami ucapkan selamat menikmati sajian kami. ***