Kabar ini sungguh sangat melegakan. Betapa tidak, pemerintah cq Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus memacu pengembangan industri olahan kakao di sisi hilir menyusul peran Indonesia sebagai eksportir produk kakao olahan terbesar ke-3 di dunia, dan berkontribusi pada pasar global sebesar 9,17 persen.
Harus dikaui bahwa industri kakao dan cokelat di Indonesia telah mampu bertahan selama proses pemulihan ekonomi dari pandemi covid-19. Bahkan, industri ini berperan penting pada rantai pasok dunia. Indonesia merupakan eksportir produk kakao olahan terbesar ke-3 di dunia dan berkontribusi pada pasar global sebesar 9,17%.
Peran penting Indonesia pada pasar kakao dan cokelat global menjadikan Indonesia mendapat kehormatan sebagai tuan rumah konferensi kakao internasional, The 8th Indonesian International Cocoa Conference & Dinner 2023. Bersamaan dengan pelaksanaan the 8th Indonesian International Cocoa Conference & Dinner 2023 ini, dilaksanakan pula peringatan Hari Kakao Indonesia (HKI) ke-11.
Pembaca Majalah HORTUS yang kami banggakan,
Penyelenggaraan The 8th Indonesian International Cocoa Conference & Dinner 2023, yang digelar di Bali, belum lama tersebut, kami kupas dalam Rubrik Laporan Utama majalah kita edisi Oktober 2023 ini.
Informasi yang disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika ihwal kondisi perkakaoan di Indonesia, pada pembukaan perhelatan konferensi kakao di Bali tersebut juga cukup membanggakan. Indonesia saat ini menempati urutan ke-7 sebagai produsen biji kakao terbesar di dunia. Indonesia juga merupakan negara pengolah produk kakao olahan ke-3 dunia setelah Belanda dan Pantai Gading (data International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2022/2023).
Pembaca sekalian yang kami hormati, khusus untuk Rubrik Liputan Khusus, kami mengangkat tema mengenai Gapki mulai realisasikan tanam perdana percepatan PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) jalur kemitraan di Kabupaten Kampar, Riau, belum lama ini.
Seperti kita ketahui bersama bahwa pada 15 Mei 2023 lalu, sebanyak 21 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tergabung dalam Gapki telah menandatangani pakta integritas yang menyatakan bahwa perusahaan perkebunan kelapa sawit berkomitmen untuk mendukung PSR dan merealiasasikan target 100.000 ha.
Pada era kepemimpinan Eddy Martono, Gapki memang menjadikan Program PSR khususnya jalur kemitraan menjadi salah satu program utamanya. Selain membantu petani untuk meremajakan tanaman yang sudah tua, rusak dan tidak produktif, juga pelaksanaan program ini sekaligus juga diharpkan bisa meningkatkan produktivitas dan produksi kelapa sawit secara nasional.
Terlebih produksi sawit nasional cenderung mengalami stagnansi dalam beberapa tahun terakhir, sementara permintaan atau konsumsi terus meningkat. Itu pula sebabnya, peningkatan produksi kelapa sawit nasional, menjadi sangat urgen. Apalagi, kalau kita menengok rendahnya produktivitas sawit yang dikelola rakyat, yang rata-rata masih di bawah 3 ton CPO (Crude Palm Oil) per hektar.
Pembaca sekalian, di luar kedua rubrik unggulan tersebut, seperti biasa kami juga menyiapkan berita atau tulisan lain yang tak kalah menarik dan hangatnya di rubrik lainnya.
Akhirnya dari balik meja redaksi, kami ucapkan selamat menikmati sajian kami.
Baca/Download:Â https://s.id/1ULK0 atau https://drive.google.com/file/d/1PjbK7_U-fjexmyfMp3vmRZn2g0ch86jQ/view?usp=sharing