
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman meminta pemerintah Chile untuk meningkatkan impor minyak sawit mentah (CPO) dari Indonesia.
Hal ini disampaikan Mentan Amran setelah bertemu dengan Menteri Pertanian Chile, Esteban Valenzuela Van Treek, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kanpus Kementan), Jakarta Selatan, Rabu (19/5) sore.
Dalam pertemuan tersebut, Chile menyampaikan keinginannya untuk mengekspor sejumlah produk pertanian ke Indonesia, seperti susu, sapi perah, dan kentang.
Menanggapi hal itu, Mentan Amran menyatakan, Indonesia tidak keberatan dengan rencana ekspor Chile, asalkan Chile bersedia membuka pasar bagi produk pertanian Indonesia, termasuk melalui peningkatan impor CPO dari Indonesia.
“Kalau kami impor susu, kentang dan seterusnya apa saja, kami juga ekspor, menambah volume palm oil (minyak sawit). Mereka setuju, saya langsung salaman,” kata ujar Mentan Amran.
Angka spesifik CPO yang akan diekspor ke Chile masih dalam pembahasan. Mentan Amran hanya menegaskan, kesepakatan kedua negara harus saling menguntungkan, mengingat Indonesia juga sangat membutuhkan impor susu.
“Intinya gini, saling menguntungkan. Yang paling penting kita butuh adalah sapi untuk yang produksi 30 liter susu per hari per ekor. Itu paling penting banget,” tegas Mentan Amran.
Dia mengungkapkan, ketersediaan susu dalam negeri masih terbatas, jauh dari kebutuhan konsumsi nasional yang mencapai 3,8 juta ton per tahun. Hal ini disebabkan karena rata-rata produktivitas sapi di Indonesia masih sekitar 20 liter per ekor per hari.
Mentan Amran berharap kehadiran sapi perah dari Chile, yang juga sudah dikirim ke Malaysia, dapat mendongkrak produksi susu dan memenuhi kebutuhan susu nasional.
“Kemudian, susu sapi tadi, setelah turun, ternyata delegasinya melakukan koreksi. Bukan 70 liter per ekor per hari, tetapi rata-rata adalah 30 liter per hari per ekor, dan itu sudah tergolong tinggi,” jelas Mentan Amran.
Sementara itu, terkait kentang, Mentan Amran mengatakan, pihaknya akan terlebih dahulu melihat ketersediaan dalam negeri sebelum memutuskan mengimpor dari Chile. “Kita melihat nanti produksi dalam negeri,” imbuh Mentan Amran.
Menteri Pertanian Chile, Esteban Valenzuela, menyambut baik kerja sama ini dan menyebutnya sebagai pertemuan yang produktif dan strategis. Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap sambutan Indonesia serta harapan besar atas kemitraan jangka panjang.
“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Indonesia sebagai Menteri Pertanian, dan menjadi sinyal kuat bagi kedua negara untuk membangun kemitraan sejati,” ujar Valenzuela.
Sebagai informasi, Chile merupakan satu-satunya negara di Amerika Latin yang telah menandatangani perjanjian perdagangan CEPA dengan Indonesia sejak 2019. Dalam pertemuan ini, Chile juga menyampaikan ketertarikan terhadap komoditas unggulan Indonesia lainnya.
“Kami serius untuk menciptakan bisnis positif dengan Indonesia, bekerja sama sebagai teman, sebagai mitra, dan sebagai anggota Komunitas Global Selatan,” tambah Valenzuela.
Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Chile, sekaligus membuka peluang lebih luas untuk membangun sistem pertanian yang tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing global.