
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 1,6 triliun untuk program bongkar ratoon alias peremajaan tanaman tebu yang sudah tidak produktif.
Hal ini disampaikan Mentan Amran saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Hilirisasi Komoditas Perkebunan bersama BUMN Pangan yang dilaksanakan di Kantor PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN),Surabaya, Selasa (23/9).
Mentan Amran menjelaskan, program bongkar ratoon ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong hilirisasi, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat nilai tambah sektor pertanian.
“Bayangkan, hanya dengan kebijakan saja dari pemerintah, bongkar ratoon yang biasanya hanya 5 ribu hektare per tahun, sekarang sudah mencapai 17 ribu hektare. Naik hingga 200 persen. Dan sekarang kita tambah lagi dana, bongkar ratoon gratis,” ujarnya.
Dari alokasi Rp 1,6 triliun tersebut, program bongkar ratoon ditargetkan mencakup 100 ribu hektare lahan, dengan fokus utama di Jawa Timur sebesar 70 ribu hektare, mencakup 26 kabupaten.
Mentan Amran menyebut program ini sebagai salah satu bantuan pemerintah terbesar di sektor perkebunan.
“Kalau bisa, 3 bulan selesai. Dan ini bukan akumulasi , tahun depan juga ada lagi. Jadi, tolong sampaikan kepada para petani, ayo segera bongkar ratoon, karena pemerintah sudah mencairkan dananya,” tegasnya.
Diakhir, Mentan Amran juga menekankan kebijakan baru pemerintah terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian, di mana batas maksimal pinjaman subsidi sebelumnya telah dihapus. Kini, petani dapat mengakses pembiayaan KUR tanpa batas akumulasi selama memenuhi persyaratan.
“Ini menunjukkan betapa besar perhatian Bapak Presiden kepada petani, sangat luar biasa, BUMN Insyaallah akan bangkit ke depan, harus bangkit secara eksponensial. Teman-teman PTPN juga petarung, tinggal ditemani bertarung,” tutup Amran.
Pemerintah telah mengalokasikan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) sebesar Rp 9,95 triliun untuk mendukung program hilirisasi selama periode 2025–2027. Rinciannya, sebesar Rp 2,54 triliun dialokasikan pada tahun 2025, Rp 5,83 triliun pada tahun 2026, dan Rp 1,58 triliun pada tahun 2027.
Selain tebu, anggaran tersebut juga dialokasikan untuk beberapa komoditas prioritas perkebunan lainnya yang menjadi fokus pengembangan hilirisasi, seperti kakao, kelapa, kopi, mete, lada, dan pala.
Dengan langkah ini, Indonesia diharapkan mampu menjadi negara unggul dan berjaya di sektor perkebunan di masa depan.
Diketahui, Rakor Hilirisasi Komoditas Perkebunan digelar bersama BUMN Pangan, antara lain Pupuk Indonesia Holding Company, Perum Bulog, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding, PTPN I, PTPN IV, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), PT Riset Perkebunan Nusantara, dan ID Food.(ST)





























