
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyatakan tidak masalah bila beras premium kosong dari di ritel modern, seperti yang terjadi belakangan ini imbas isu beras oplosan.
“Udah, itu kan. Enggak masalah. Mau kosong, enggak masalah. Mau separuh, enggak masalah,” kata Mentan Amran saat ditemui di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kanpus Kementan), Jakarta, Rabu (13/8).
Amran menambahkan, meskipun terjadi pengurangan pasokan beras premium, kebutuhan masih dapat dipenuhi dengan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 3,9 juta ton.
“Karena beras surplus 4,8 juta ton. Stok kita tertinggi sepanjang sejarah 57 tahun. Sekarang 3,9 juta ton setelah kita operasi pasar. Operasi pasar kita siapkan. Tolong sampaikan 1,3 juta ton kita keluarkan beras,” ujar Mentan Amran.
Kenaikan ini juga selaras dengan data United States Department of Agriculture (USDA), yang produksi beras Indonesia tahun ini tercatat sebesar 34,6 juta ton, jauh melampaui target pemerintah yang sebesar 32 juta ton.
“Kemudian sesuai FAO (Food and Agriculture Organization ), kita 35 juta ton. Kemudian sesuai Badan Pusat Statistik (BPS), tertinggi 7 tahun. Terakhir kenaikan 14 persen. Dan itu kita harus syukuri.
Mentan Amran menambahkan bahwa kondisi stok beras saat ini aman. Pemilik Tiran Group ini menilai, jika terjadi kontraksi atau perubahan struktur pasar, hal tersebut justru akan menguntungkan produsen dan konsumen.
“Menguntungkan produsen, menguntungkan konsumen. Yang harga Rp 17.000 per kilogram itu berkurang jumlanya. Kemudian yang harga Rp 13.000 per kilogram itu naik jumlanya,” sambungnya.





























