Perkumpulkan Petani dan Produsen Kakao Indonesia (P3KI) menjadi salah satu organisasi yang beranggotakan kelompok tani, koperasi atau badan usaha seperti PT atau CV yang memiliki usaha dalam penyediaan biji kakao.
Lembaga yang baru berdiri ini memiliki visi mengembangkan usaha kakao yang bernilai tambah dan berkelanjutan serta mensejahterakan pekebun.
Ketua P3KI, Frans Marganda Tambunan, menjelaskan bahwa beberapa program yang akan dilaksanakan oleh organisasinya antara lain fasilitasi pembentukan koperasi petani di sentra kakao serta pengembangan eksistem bisnis kakao.
Dalam lima tahun ke depan, papar Frans, P3KI pengembangan minimal lima koperasi di tingkat provinsi yang akan menjalin kemitraan dengan industri.
Selain itu, lanjut dia, P3KI akan memfasilitasi penguatan kelembagaan yang sudah ada untuk meningkatkan kapasitas usaha serta menambah nilai melalui penerapan sistem manajemen mutu.
“Kami juga akan mengembangkan aplikasi yang memungkinkan anggota kami dapat terakses dengan penyedia sarana pertanian, pembiayaan serta buyer,” jelas Frans.
Menurut Frans, dengan impor kakao mencapai 270 ribu ton setiap tahunnya, penguatan kelembagaan produsen kakao menjadi krusial.
“Dengan penguatan kelembagaan maka kemitraan dapat terbangun, sehingga tidak tertutup kemungkinan yang sekarang semakin sulit mendapatkan bahan baku bersedia berinvestasi pada on farm melalui mitrannya,” kata dia.
Frans juga menyatakan siap mendukung inisiatif pemerintah dalam melakukan perbaikan tanaman kakao rakyat melalui pembiayaan Badan Pengelolaan Dana Komoditas.
Setidaknya melalui fasilitasi kemitraan dan penguatan kelembagaan yang akan dikerjakan oleh P3KI bekerja sama dengan pemerintah daerah, maka alokasi bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas.
