Grup KLK perusahaan sawit yang terintegasi hulu dan hilir, memiliki pilar program tanggung jawab sosial kemasyarakatan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan komitmen terhadap kepedulian dan pemberdayaan masyarakat.
Grup KLK telah beroperasi di Indonesia semenjak 1996 ini memiliki empat pilar CSR yaitu pendidikan, komunitas, lingkungan dan employee.
“Pilar CSR komunitas KLK di Indonesia mengutamakan pendekatan hubungan yang positif dan berkelanjutan dengan masyarakat lokal,” ujar Tan Poh Teck Presiden Direktur PT KLK Agriservindo dalam Buka Puasa Bersama dan media gathering KLK di kantor pusat KLK Indonesia yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (15 Maret 2024.
Tan Poh Teck menjelaskan bahwa kehadiran KLK di Indonesia dengan secara aktif berkolaborasi dan ingin menyebarkan dampak positif dan memperluas jangkauan program-program sosial. Termasuk penyediaan fasilitas publik, penguatan jaringan komunitas, dan bantuan darurat.
Di bidang CSR pendidikan, KLK di Indonesia telah memberikan bantuan kepada lembaga pendidikan dan siswa. Tercatat jumlah siswa yang menerima bantuan mencapai 8.834 orang di mana jumlahnya akan terus bertambah setiap tahun.
Selanjutnya, Group KLK di Indonesia juga terlibat aktif dalam perlindungan lingkungan seperti kampanye penanaman pohon dan pelepasan benih ikan.
Adapula program bernama KONTANDES atau Konservasi Hutan dan Desa merupakan upaya kolaboratif yang melibatkan KLK, Aksenta, Belantara dan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD). Kehadiran program ini memberdayakan masyarakat desa untuk berkembang serta melestarikan habitat flora dan fauna yang berada di Kalimantan Timur.
PT KLK Agriservindo sebagai anak usaha dari Kuala Lumpur Kepong Berhad, salah satu grup usaha kelapa sawit terintegrasi dan terbesar dari Malaysia, telah menyalurkan dana CSR di Indonsia mencapai Rp 124,69 miliar dari periode 2018-2023. Dengan banyaknya inovasi program CSR perusahaan, dana yang disalurkan sangatlah besar setiap tahun. Pada 2018, Grup KLK di Indonesia menyalurkan dana sebesar Rp 18,6 miliar lalu naik menjadi Rp 20 miliar pada 2019. Jumlah ini terus meningkat memasuki tahun 2022 yang mencapai Rp 25,3 miliar dan bertambah menjadi Rp 31,8 miliar pada 2023.
Di bidang tata kelola sawit berkelanjutan, Grup KLK menjadi anggota RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Jumlah anak usaha KLK di Indonesia yang meraih sertifikat RSPO sebanyak 21 perusahaan, sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) berjumlah 24 perusahaan, dan sertifikat ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) berjumlah 7 perusahaan. Karena itulah, perusahaan berkomitmen terhadap kebijakan NDPE yaitu No Peat, No Deforestation, dan No Exploitation.
Dalam kesempatan sama, Head of Public & Government Affairs KLK di Indonesia Mustafa Daulay menjelaskan bahwa perkebunan KLK di Indonesia telah menerapkan berbagai tindakan pencegahan untuk mendeteksi dan merespons secara cepat kebakaran di perkebunan kami dan hutan di sekitarnya.
Beberapa tindakan mitigasi yang dilakukan seperti Tim OC rutin patroli lapangan untuk mengidentifikasi dan memadamkan titik api, Memasang setidaknya satu stasiun cuaca untuk memantau parameter menghitung Indeks Cuaca Kebakaran (“FWI”), memiliki Tim pemadam kebakaran menjalani pelatihan secara berkala yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau Manggala Agni dan kegiatan monitoring hotspot turut dilakukan oleh Tim Sustainability KLK.
Dengan investasi yang dilakukan Grup KLK di Indonesia telah menyerap lapangan kerja bagi 27.995 orang. Saat ini, perusahaan mengelola 18 pabrik kelapa sawit, 3 pabrik inti sawit, 2 refineri, dan 4 pembangkit listrik tenaga biogas.