Program Makmur Pupuk Indonesia Dongkrak Produktivitas Pertanian

0
panen buah kelapa sawit
Buah kelapa sawit. (dok: ist)

Pupuk Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional melalui Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat).

Program yang telah diaplikasikan secara nasional ini berhasil mencatatkan hasil yang signifikan selama periode Januari hingga Juni 2024, memberikan manfaat langsung bagi petani di berbagai daerah.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa Program Makmur bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan.

“Melalui program ini, kami menyediakan berbagai dukungan bagi petani, mulai dari penyediaan dana atau modal usaha, jaminan asuransi, penyediaan pupuk, kawalan pengendalian hama, hingga offtaker,” ujar Rahmad, dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (16/7)

Selama enam bulan pertama tahun ini, Program Makmur berhasil mengelola 295.904 hektare lahan pertanian dan melibatkan 120.320 petani binaan.

Peningkatan produktivitas juga terlihat pada tanaman jagung, yang naik sebesar 23 persen dari 4,7 ton per hektare menjadi 5,8 ton per hektare.

Produktivitas tanaman tebu turut naik sebesar 3 persen dari 66,2 ton per hektare menjadi 68 ton per hektare, dan produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat 7 persen dari semula 22,84 ton per hektare menjadi 24,44 ton per hektare.

Selanjutnya, untuk memperkuat Program Makmur, Pupuk Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan Perusahaan Umum (Perum) Bulog.

Kerja sama yang mengatur peran Bulog sebagai offtaker hasil panen petani yang tergabung dalam Program Makmur ini ditandatangani langsung Rahmad dan Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (9/7).

Rahmad menjelaskan bahwa melalui penandatanganan nota kesepahaman ini, Perum Bulog nantinya akan menjadi offtaker bagi para petani Makmur.

“Mudah-mudahan nantinya kerja sama antara Pupuk Indonesia dengan Bulog ini bisa menciptakan ekosistem closed loop di sektor pangan, antara BUMN pangan dengan pupuk,” ujar Rahmad.

Peran offtaker dalam industri pertanian sangat penting dan strategis. Offtaker membantu menstabilkan harga hasil pertanian dengan membeli produk om dari petani pada harga yang telah disepakati sebelumnya.

Kehadiran offtaker memberikan jaminan pasar bagi petani, sehingga mereka dapat menanam dengan kepastian bahwa hasil panen mereka akan dibeli. Hal ini dapat meningkatkan keamanan finansial petani.

Dalam peresmian nota kesepahaman antara Pupuk Indonesia dengan Perum Bulog, Bayu, menyatakan, Bulog siap menjadi offtaker untuk 100 persen produk dari program Makmur.

“Kami sangat nyaman bekerja sama dengan Pupuk Indonesia sebagai saudara sesama BUMN, sehingga kerja sama ini merupakan suatu hal yang sangat baik,” ujar Bayu.

Nota kesepahaman ini juga mengatur peran Pupuk Indonesia yakni dalam penyediaan sarana input pertanian komersial seperti pupuk, pestisida, dan pendampingan teknologi serta digitalisasi pertanian kepada petani Binaan Program Makmur.

Sinergi antar BUMN ini diharapkan dapat mendorong produktivitas petani serta meningkatkan kesejahteraan mereka melalui dukungan sarana pertanian dan skema penjualan yang lebih menguntungkan.

“Lewat upaya ini, Pupuk Indonesia bersama-sama dengan BULOG bisa bekerja sama untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Kita memiliki masa depan yang cerah, tidak hanya untuk Pupuk Indonesia dan Bulog, tetapi untuk pertanian dan bangsa, negara Republik Indonesia,” pungkas Rahmad.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini