Sinergi Kementan–TNI Percepat Swasembada Gula Nasional di Jawa Timur

0

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Hilirisasi Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan, memperkuat sinergi lintas sektor melalui rangkaian koordinasi bersama jajaran TNI di Jawa Timur pada 26 November–3 Desember 2025.

Seluruh kegiatan diarahkan untuk mempercepat target swasembada gula nasional. Rangkaian pertemuan tersebut melibatkan TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, Kodam V Brawijaya, komando teritorial TNI di Jawa Timur, pemerintah daerah, serta PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).

Kegiatan dibuka dengan kunjungan kerja Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Kuntoro Boga Andri, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Brigjen Arif Hendro Jatmiko, dan Direktur Utama PT SGN Mahmudi ke Markas Komando Lantamal V Surabaya pada Rabu (26/11/2025). Agenda difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan lahan TNI AL untuk pengembangan tebu melalui program bongkar ratoon dan hilirisasi. Kunjungan diterima jajaran Kodaeral V termasuk Laksda TNI Ali Triswanto dan Brigjen TNI (Mar) Suwandi.

Laksda TNI Ali Triswanto menegaskan kesiapan TNI AL memperluas dukungan. “Di Jawa Timur kami memiliki ribuan hektare lahan. Saat ini 148 hektare telah ditanami tebu dan siap dikembangkan. Ini bagian dari kontribusi kami terhadap amanat Presiden untuk swasembada pangan,” ujarnya.

Direktur Utama PT SGN Mahmudi menekankan bahwa konsolidasi industri gula nasional tengah memasuki fase krusial. “SGN mengelola 36 pabrik gula BUMN dan ditugaskan mendorong bongkar ratoon hingga 100 ribu hektare. Sinergi dengan TNI menjadi faktor kunci keberhasilan,” katanya.

Kuntoro menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor mempercepat hilirisasi. “Kementan, BUMN gula, dan TNI saling melengkapi. Sinergi kuat akan mempercepat produksi dan efisiensi,” ujarnya.

Koordinasi di Malang dan Dukungan TNI AU

Koordinasi berlanjut di Kabupaten Malang pada 27 November 2025 melalui pertemuan bersama Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf. Kohir dan Dandim Kabupaten Malang Letkol CZI Bayu Nugroho di Dinas Pertanian Kabupaten Malang. Fokusnya adalah percepatan penetapan CPCL (Calon Petani dan Calon Lahan) bongkar ratoon.

Langkah berikutnya berlangsung di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, pada 2 Desember 2025 dalam agenda Sinergi Multihelix TNI AU untuk Kedaulatan Pangan dan Energi. Hadir Aster Kasau Marsda TNI Dr. Palito Sitorus dan Anggota Komisi VI DPR RI Dr. Rieke Diah Pitaloka. Mereka menekankan pentingnya penguatan ekosistem tebu nasional serta integrasi data pangan-energi sebagai fondasi strategis bangsa.

Palito menyampaikan bahwa TNI AU telah menyiapkan 20 hektare lahan tebu di Lanud Abdulrachman Saleh dan secara nasional memiliki potensi hingga 500 hektare. “Tebu bukan hanya gula, tapi juga bioetanol, biomassa, dan energi terbarukan. TNI AU mendukung pertanian presisi berbasis One Data melalui penyediaan citra geospasial presisi,” tandasnya.

Kuntoro menjelaskan bahwa program bongkar ratoon dan perluasan areal tanam tebu seluas 71 ribu hektare di Jawa Timur terus dipacu, mencakup Malang, Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, dan Situbondo. “Jawa Timur adalah rumah utama petani tebu Indonesia. Semakin kuat Jatim, semakin dekat kita dengan swasembada gula,” ujarnya.

Direktur Strategi dan Sustainability PT SGN Dimas Eko Prasetyo menambahkan bahwa SGN mempercepat produksi melalui varietas unggul, kemitraan, dan modernisasi pabrik. Rieke Diah Pitaloka menegaskan bahwa penguatan Satu Data menjadi pilar keberlanjutan industri tebu.

Konsolidasi Nasional di Kodam V/Brawijaya

Puncak kegiatan berlangsung di Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, Surabaya, pada 2 Desember 2025 dalam Pertemuan Konsolidasi Percepatan Program Gula Nasional. Hadir Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, serta jajaran pemerintah daerah.

Plt. Dirjen Perkebunan Dr. Abdul Roni Angkat menegaskan bahwa hilirisasi tebu adalah pilar transformasi industri. “Tebu harus masuk ekosistem hilir: gula, bioetanol, biomassa, hingga energi terbarukan. Ini kunci ketahanan industri dan kesejahteraan petani,” ucapnya.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan koordinasi Direktur Hilirisasi bersama Bupati Malang, Dandim, Dinas Perkebunan Provinsi, dan Dinas Pertanian Kabupaten Malang pada 3 Desember 2025, memastikan percepatan CPCL bongkar ratoon berjalan konkret di lapangan.

Sinergi Kementerian Pertanian, TNI, BUMN, DPR, akademisi, dan pemerintah daerah kini memperlihatkan struktur yang lebih kokoh dari hulu hingga hilir. Pemerintah optimistis Jawa Timur akan menjadi lokomotif utama menuju kemandirian gula nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini