
Pemerintah melalui Perum Bulog menjalankan tiga program utama untuk menyeimbangkan harga beras yang terus bergejolak.
Demikian disampaikan Kepala Badan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerjanya ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat (23/2).
Pertama, kata Arief, Perum Bulog melakukan intervensi melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Perusahaan pelat merah tersebut mendatangi langsung ke pemukiman penduduk atau tempat keramaian.
Lantas intervensi selanjutnya yang dilakukan Perum Bulog adalah Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan ke retail modern, pasar tradisional, dan pasar induk.
“Dan yang hari ini dilaksanakan adalah penyaluran Bantuan Pangan sebanyak 10 Kg ke masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” ujar Arief, dikutip dalam siaran pers Perum Bulog.
Meski demikian, Arief menegaskan, butuh waktu agar tercapai keseimbangan harga baik di tingkat produsen dan konsumen. Namun, hal ini telah diperhitungkan dengan baik oleh pemerintah, sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir terhadap harga pangan yang saat ini belum menentu.
Di lokasi yang sama, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP), Perum Bulog, Mokhamad Suyamto menerangkan, pihaknya akan terus melakukan manuver positif menyikapi harga beras yang masih fluktuatif.
Suyamto mengatakan, penyaluran bantuan pangan beras saat ini telah berjalan di seluruh Indonesia. Kemudian, pihaknya juga telah menggelontorkan beras SPHP di pasar induk, pasar tradisional, dan retail modern.
“Kami gelontorkan beras SPHP untuk memperbanyak ketersediaan agar masyarakat tidak kesulitan dalam mencari beras,” ujar Suyamto.
Teranyar, kata dia, Bulog terjun langsung melalui GPM ke masyarakat dengan melaksanakan program penjualan pangan pokok murah yang destinasinya dekat dengan pemukiman warga.
“Pemerintah terus melakukan aksi cepat tanggap atas dampak perekonomian yang ditimbulkan oleh perubahan iklim El nino yang saat ini tengah melanda dunia,” imbuh Suyamto.