Akademisi IPB: Pompanisasi Solusi Efektif untuk Produksi saat Kemarau

0
Pengamat Pertanian, Prima Gandhi. (Foto: Ist)

Akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi, menyatakan bahwa pompanisasi merupakan salah satu solusi yang efektif untuk mempertahankan target produksi padi di tengah musim kemarau.

Gandhi mengatakan bahwa di musim kemarau yang puncaknya terjadi pada bulan Agustus menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banyak petani yang sudah menanam padi sejak bulan April-Mei tahun ini.

“Kalau misalkan tidak dibantu dengan pompa-pompa yang tujuannya untuk menambahkan air supaya bisa tumbuh, maka dipastikan kita akan gagal panen. Kalau gagal panen, kita harus menambah volume impor beras lagi,” kata Gandhi.

Karena itu, Gandhi menilai penggunaan pompanisasi sebagai solusi jangka pendek sudah tepat. Namun, untuk memastikan ketahanan dan keberlanjutan produksi padi di masa depan, pembangunan dan perbaikan saluran irigasi tetap menjadi prioritas utama.

Gandhi menilai bahwa perbaikan infrastruktur irigasi untuk peningkatan produksi jangka pendek kurang efektif karena memerlukan waktu dan perencanaan matang dan waktu untuk pembangunan, mulai dari perencanaan, tender, hingga administrasi.

“Melakukan pembangunan irigasi itu harus ada perencanaan, tender, masalah administrasi. Sedangkan kalau tanaman kan nggak bisa menunggu. Kalau padi di sawah kurang airnya sekarang, ya harus saat itu juga diberi air. Paling cepat ya pakai pompa. (Hanya) ke depannya jangka panjangnya memang harus dibangun, kan (irigasi),” kata dia.

Di samping itu, konsistensi dalam pengelolaan saluran irigasi sangat penting. Banyak lahan pertanian yang sebelumnya memiliki irigasi kini telah dialihfungsikan menjadi perumahan atau area peristirahatan, sehingga sulit mengembalikannya ke fungsi semula.

Gandhi juga mengingatkan bahwa perubahan fungsi lahan sering kali merusak kawasan pertanian yang telah ada, termasuk hutan yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

“Ketika kita menghancurkan lahan yang sudah dilengkapi dengan irigasi, berapa banyak uang negara yang hilang sia-sia?. Oleh karena itu, ke depan, penting untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan mempertahankan lahan pertanian yang sudah ada,” ujar Gandhi.

Mahasiswa Doktoral Tokyo University of Agriculture (NODAI)Jepang/Dosen Sekolah Vokasi IPB University menjelaskan bahwa di Jepang dan Vietnam, yang memiliki konsumsi beras tinggi, infrastruktur irigasi sudah sangat maju dan dikelola dengan ketat.

Di Jepang, lahan pertanian tidak boleh dialihfungsikan dan harus tetap digunakan untuk pertanian. Bahkan jika seseorang ingin menjual lahan pertanian, kepemilikan tetap diatur dengan ketat untuk memastikan lahan tersebut tetap digunakan untuk tujuan pertanian.

“Kalau yang saya tahu di negara-negara yang maju Jepang, saluran irigasi mereka jaga dan rawat dengan konsisten. Kalau lahan pertanian nggak boleh alih fungsi lahan. Kalau alih kepemilikan boleh, tetapi keperuntukannya tetap untuk lahan pertanian,” jelas Gandhi.

Di Vietnam, lanjut dia, perubahan penggunaan lahan sangat dibatasi, dan negara ini telah merancang berbagai solusi untuk menghadapi kekurangan air, memastikan kestabilan produksi pangan meskipun menghadapi tantangan seperti El Nino.

“Apalagi di Vietnam. Di Vietnam juga ketat. Dia kan negara komonis, jadi lebih ketat lagi. Nggak boleh ada perubahan. Jadi, kekeringan dampaknya tidak terlalu signifikan karena mereka sudah pikirkan ke sana,” ujar Gandhi.

Gandhi menambahkan, pendekatan ini membantu negara-negara tersebut meminimalisir dampak kekurangan air dan memastikan kestabilan produksi pangan meskipun menghadapi tantangan seperti El Nino.

Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Pertanian (Kementan), hingga saat ini, total pompanisasi di Indonesia telah mencapai 20.559 unit, dengan luas area yang terealisasi mencapai 582.528 hektare.

Angka ini diharapkan akan terus meningkat seiring dengan permintaan yang semakin tinggi dari kepala daerah di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini