
Kementerian Pertanian (Kementan) memaparkan strategi untuk mencapai swasembada susu dan memperkuat industri sapi perah nasional.
Strategi ini dipaparkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan, Agung Suganda, pada talk show bertema “Mimpi Panjang Industri Sapi Perah Dataran Rendah di Indonesia,” Sabtu (10/8).
Agung mengungkapkan bahwa konsumsi susu per kapita di Indonesia saat ini baru mencapai 16,1 liter per tahun, tertinggal dari negara tetangga seperti Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Brunei.
Namun, dia menekankan adanya tren positif dengan pertumbuhan konsumsi susu rata-rata 6 persen per tahun. Selain itu, Program Minum Susu Gratis untuk 82,9 juta siswa dan ibu hamil diharapkan akan lebih meningkatkan konsumsi.
Dia menyatakan, pihaknya telah merumuskan inisiatif strategis untuk meningkatkan produksi susu segar dengan fokus pada kualitas genetik dan produksi bibit sapi perah, impor dari negara maju, pengembangan kluster khusus sapi perah, serta pemanfaatan lahan potensial.
“Dengan strategi-strategi ini, kami berharap tidak hanya meningkatkan produksi susu domestik, tetapi juga memperkuat kesejahteraan peternak lokal dan menciptakan ekosistem industri susu yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” ujar Agung.
Lebih lanjut, Agung mengungkapkan bahwa pemerintah berencana membangun industri peternakan sapi perah terintegrasi atau Mega Farm di luar pulau Jawa. Proyek ini dirancang untuk mencakup seluruh rantai pasok industri, mulai dari pengembangan lahan hingga pembangunan fasilitas pengolahan susu.
Hingga Agustus 2024, sambung Agung, sebanyak 63 perusahaan telah berkomitmen untuk terlibat dalam proyek ini melalui pemasukan sapi perah impor dengan total populasi sapi perah mencapai 1,03 juta ekor.
“Ini adalah langkah besar dalam mencapai swasembada susu yang akan meningkatkan daya saing industri peternakan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” papar Agung.
Selain itu, Ditjen PKH juga mendorong kampanye edukasi konsumsi susu, termasuk melalui program Gerakan Minum Susu bagi anak sekolah dasar di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Program ini melibatkan 5.636 siswa di 36 SD/MI yang bertujuan menanamkan kebiasaan sehat sejak dini dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya susu, dengan harapan dapat mendukung swasembada susu dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Talk show ini adalah bagian dari Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2024 di Gedung International Convention Center (ICC), KST Soekarno. Hadir pada acara ini akademisi, peneliti, dan pelaku industri membahas masa depan industri sapi perah di Indonesia.
Karena itu, Agung menyatakan harapannya bahwa diskusi ini akan menghasilkan langkah-langkah strategis yang efektif untuk mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri sapi perah di Indonesia.
“Kami berharap melalui pertemuan penting ini, kita bisa mengidentifikasi solusi yang efektif dan mengambil langkah-langkah strategis yang akan mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri sapi perah di Indonesia,” pungkas Agung.