
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman yakin dengan pengembangan potensi optimalisasi lahan (oplah) seluas 500 ribu hektare dan cetak sawah di Kalimantan Selatan, kebutuhan beras Indonesia dapat tercukupi tanpa impor lagi.
“Kalau 500 ribu ini tanam saja 2 kali dengan produktivitas 5 ton, ini artinya bisa menghasilkan 5 juta ton gabah,” kata Mentan Amran saat melakukan peninjauan lokasi di Desa Bati-Bati, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada Selasa (31/12.
Dengan potensi 5 juta ton gabah tersebut, Indonesia dapat menutup permintaan impor beras. “Ini bisa menyelesaikan impor kita yang hanya 3 juta ton. Jadi, Kalimantan Selatan bisa menyelesaikan impor kita,” kata dia.
Menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini juga menyampaikan bahwa sektor pertanian saat ini mendapatkan dukungan besar dari Presiden Prabowo Subianto melalui kebijakan yang berpihak kepada petani.
Mulai dari regulasi pupuk bersubsidi yang memudahkan petani, anggaran sektor pertanian yang diperkuat, harga pokok penjualan (HPP) beras dan jagung yang dinaikkan, maupun pemberian bantuan sarana-prasarana produksi.
Oleh karena itu, Mentan Amran mendorong sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, perusahaan swasta, dan petani untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
“Ini luar biasa perhatian Bapak Presiden terhadap petani indonesia. Kami ajak seluruh petani Indonesia ayo kita berproduksi ayo kita swasembada secepat-cepatnya sesuai arahan Bapak Presiden,” ajak Mentan Amran.