Indonesia kembali menunjukkan komitmen dalam membantu negara-negara berkembang dengan menggelar Workshop Artificial Insemination Management.
Kali ini, sebanyak sembilan negara Afrika mengirimkan delegasinya untuk mempelajari teknologi Inseminasi Buatan (IB) di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah mengatakan, workshop ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI ke Afrika pada akhir tahun 2023.
“Sesuai arahan Presiden, kami mengundang perwakilan dari sembilan negara Afrika untuk belajar manajemen IB di Indonesia,” ujar Nasrullah membuka Workshop Artificial Insemination Management, Selasa (9/7).
Selama dua minggu, sebanyak 18 pejabat tinggi dari Nigeria, Zimbabwe, Kenya, Sudan, Tanzania, Senegal, Mozambik, Ethiopia, dan Madagaskar akan belajar tentang manajemen IB.
Pelatihan ini akan dilanjutkan dengan Technical Training untuk petugas IB dari negara-negara tersebut pada bulan Oktober 2024 mendatang.
Teknologi IB di Indonesia pertama kali diperkenalkan pada 1957, diikuti dengan pendirian pusat-pusat IB di berbagai lokasi.
BBIB Singosari salah satunya telah mengembangkan teknologi IB dan menciptakan beberapa inovasi, seperti produksi semen sexing, semen ikan, dan memiliki laboratorium berakreditasi ISO 17025 serta sistem manajemen mutu ISO 9001.
BBIB Singosari juga mengekspor produk semen ke berbagai negara, termasuk Malaysia, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, Afghanistan, Madagaskar, dan Kirgistan. Sejak tahun 2007, BBIB Singosari ditunjuk sebagai tempat pelatihan IB internasional.
“BBIB Singosari adalah balai IB terkemuka di Indonesia dengan pengalaman panjang dalam program IB, khususnya pada sapi. Mereka adalah kontributor terbesar dalam memasok semen beku nasional,” kata Nasrullah.
Direktur Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional, Tormarbulang Lumbantobing, menegaskan bahwa workshop ini adalah bukti keseriusan Indonesia dalam membantu negara-negara berkembang, khususnya di Afrika.
“Workshop ini adalah salah satu upaya Indonesia untuk mewujudkan ketahanan dan keamanan pangan dunia, khususnya di negara-negara berkembang,” ujar Tormarbulang.
Tormarbulang juga mengapresiasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), khususnya BBIB Singosari, sebagai pelaksana kegiatan ini.
Perwakilan Direktorat Kerjasama Teknik Kementerian Luar Negeri, Hendra Satya Permana juga mengapresiasi kesediaan BBIB Singosari sebagai lokasi training. Ia berterima kasih atas kepercayaan negara-negara Afrika kepada Indonesia yang dianggap memiliki keunggulan dalam teknologi IB.
“Kerjasama antara Indonesia dan negara-negara Afrika telah berlangsung lama. Indonesia menganggap negara-negara Afrika sebagai mitra, dan kerjasama saling menguntungkan ini harus terus ditingkatkan,” ujar dia.
Hendra menambahkan, isu ketahanan pangan adalah masalah mendesak khususnya di negara berkembang. Oleh karena itu, kontribusi untuk menghadapi tantangan ini sangat penting.
Dia mengapresiasi negara-negara Afrika yang mengirimkan delegasi mereka untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi tantangan keamanan pangan.