Wamentan Sudaryono Kukuhkan Pengurus Pusat Perhimpi

0
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono memberikan keterangan pers setelah mengukuhkan Pengurus Pusat Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) Periode 2024-2029 di kantor Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Kamis (21/8).

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengukuhkan Pengurus Pusat Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) Periode 2024–2029 di Kantor Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Kamis (21/8).

Wamentan Sudaryono, yang juga Dewan Pelindung Perhimpi mengatakan, Perhimpi memegang peran penting dalam sistem pertanian nasional, terutama di tengah tantangan perubahan iklim.

“Perhimpi ini adalah perhimpunan yang dibentuk tahun 1979, sudah 45 tahun berdiri dan ini adalah bentuk bahwa memang pertanian itu sangat berkaitan sama cuaca dan iklim di tengah adanya isu perubahan iklim,” ujar Wamentan Sudaryono.

Ia menambahkan, selain ketersediaan benih unggul dan pupuk, penerapan inovasi dan teknologi, termasuk rekayasa cuaca, sangat penting untuk mendorong ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

“Rakayasa cuaca menjadi penting, karena cuaca itu ada kaitannya dengan air, ada kaitannya dengan hama dan penyakit, juga dengan jamur,” ujar Wamentan Sudaryono. 

Menurut Sudaryono, berbagai inovasi dan teknologi harus terus dikembangkan dan diterapkan agar pertanian nasional mampu beradaptasi dengan perubahan iklim serta menjawab tantangan global.

“Dengan adanya perubahan iklim dan seterusnya demi kita bisa memberi makan rakyat kita, maka semua inovasi, kreativitas, teknologi itu semua harus diterapkan, harus dikerjakan, dan harus bisa memberikan manfaat yang besar bagi petani kita di seluruh dunia,” ujarnya.

Mas Dar, sapaan Wamentan Sudaryono, juga berharap agar ilmu meteorologi pertanian dapat didigitalisasi sehingga bisa lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, tidak hanya kalangan tertentu.

“Ilmu meteorologi ini harus bisa dinikmati dan diakses oleh banyak orang di luar sana, bukan hanya oleh mereka yang sudah tahu. Harus bisa diakses secara luas oleh petani dan pelaku sektor pertanian lainnya,” tambahnya.

Menurut Mas Dar, berbagai disiplin ilmu dalam pertanian seperti meteorologi, ilmu tanah, hama, benih, dan lainnya merupakan faktor-faktor penting (faktor X) yang bila diramu dan diterapkan secara sinergis, akan menghasilkan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.

“Harapan saya, semua disiplin ilmu itu, meteorologi, tanah, hama, benih, dan sebagainya, bisa diramu menjadi satu kesatuan. Kalau X1, X2, X3, dan seterusnya itu adalah faktor-faktornya, maka Y-nya adalah peningkatan produktivitas pangan dan kesejahteraan petani,” jelasnya.

Mas Dar juga menekankan pentingnya pengetahuan berbasis data dan prediksi cuaca yang bisa dimanfaatkan langsung oleh petani di lapangan.

“Petani itu harus benar-benar tahu. Misalnya, kalau nanam padi di bulan Agustus, minggu ketiga, maka dia harus tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini, itu bukan hal yang mustahil. Kita bisa mengendalikannya,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpi periode 2024–2029, Fadjry Djufry, menyatakan bahwa Perhimpi siap berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi pembangunan nasional, termasuk dalam mendukung program Asta Cita, khususnya terkait ketahanan pangan.

“Arahan Pak Wamen tadi beliau berharap kehadiran Perhimpi yang sudah 45 tahun ini bisa bersama-sama nanti dengan pemerintah tentunya termasuk perguruan tinggi di dalamnya bagaimana mewujudkan Asta Cita, menyiapkan pangan untuk Indonesia,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa Perhimpi selama ini telah banyak mendukung program-program pemerintah melalui berbagai inisiatif lintas era. Menurutnya, tantangan yang disampaikan Wamentan akan segera ditindaklanjuti.

“Alhamdulillah, selama 45 tahun ini Perhimpi sudah banyak memberikan dukungan melalui berbagai program yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap zaman. Tadi challenge Pak Wamen, muda-mudahan satu bulan ke depan bisa langsung mulai kita implementasikan,” ucapnya.

Salah satu hal yang ditekankan adalah pengembangan sistem berbasis data cerdas (intelligent system) untuk mendukung pengambilan keputusan di sektor pertanian secara lebih presisi.

“Tadi beliau kan ingin ada seperti kayak database, jadi ada sistem intelligent, yang bisa men-guidance petani. Jadi seperti apa nih kondisi di lapangan, harga pangannya, berapa kebutuhan pupuknya, dan sebagainya. Ini kan sangat memerlukan time series data yang panjang,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini