Bukan Stunting, Ternyata Ini Penyebab Harga Telur Mahal

0
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memberikan keterangan pers udah kegiatan aksi kolaborasi antara Bapanas dengan Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) berupa Gelar Pasar Murah (GPM), Edukasi B2SA, dan Gerakan Stop Boros Pangan di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta, Minggu, (28/1).

Harga telur ayam yang melonjak akhir-akhir ini disebut tidak berkaitan dengan bantuan pangan penanganan stunting.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, unsur krusial pembentuk harga telur ayam ras terletak pada harga jagung pakan.

Dilihat dari panel harga Bapanas hari ini, harga rata-rata telur nasional Rp 32.310 per kg, naik 2,65 persen atau Rp 830.

“Mengenai harga telur dan ayam hari ini, 50 persen lebih itu karena pakannya dari jagung pipilan kering,” kata Arief dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Jumat (8/3).

Menurut dia, pihaknya telah menggelontorkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung pakan ke para peternak dengan harga Rp 5.000 per kg sejak tahun lalu karena harga jagung berada di kisaran Rp 9.000 per kg.

“Waktu itu harga jagung mendekati Rp 9.000 per kg, sehingga pemerintah melakukan importasi melalui Perum Bulog sejumlah 250 ribu ton dan disalurkan ke peternak-peternak mandiri kecil sesuai verifikasi data yang diperoleh dari Dirjen PKH Kementan,” kata Arief.

Hingga 6 Maret, Perum Bulog dalam menyalurkan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebagai bagian dari program SPHP telah menyentuh angka 201 ribu ton atau 51 persen dari total alokasi 343 ribu ton.

Sebaran peternak ada di 18 provinsi antara lain DKI Jakarta & Banten, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

“Lalu ada isu yang bilang harga telur itu naik, katanya karena adanya program bantuan pangan telur. Saya jelaskan bantuan pangan dari Bapanas bersama ID FOOD berupa telur dan daging ayam bagi keluarga risiko stunting, belum kita mulai,” kata Arief.

Sebagai kontinuitas implementasi program sejak tahun lalu, bantuan pangan penanganan stunting akan disalurkan kembali kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) menggunakan basis data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Paket bantuan berupa daging ayam 1 kg dan telur 10 butir akan diberikan dalam 2 tahapan atau selama 6 bulan.

“Justru dengan ini dapat memberi tekanan ke pasar. Ini karena Pemerintah itu selalu hadir dan ini bisa dikonfirmasi kepada seluruh peternak. Sekarang panen jagung mulai naik, sehingga harga jagung mulai bergerak turun,” lanjut dia.

Untuk persiapan bulan puasa, beberapa waktu lalu, Bapanas telah menggelar Rakornas HBKN dengan semua stakeholder se-Indonesia. Kesimpulannya adalah stok pangan dalam kondisi aman, khususnya dalam menghadapi Ramadan dan Idulfitri.

“Kita telah meminta semua pemerintah daerah intensifkan operasi pasar murah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) dan melakukan pemantauan rutin ke semua jenis pasar. Jadi nanti saat Lebaran, harganya sangat baik,” imbuh Arief.

Sebagaimana Kerangka Sampel Area (KSA) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Januari 2024, produksi jagung di Maret ini diperkirakan mengalami akselerasi hingga mencapai angka 2,2 juta ton.

Sementara produksi jagung di Januari 0,48 juta ton dan Februari 0,76 juta ton. Dengan ini, realisasi produksi jagung Februari Maret mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini