Gapki Catat Produksi CPO 2023 Naik 7,15 Persen Jadi 50,07 Juta Ton

0
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono pada acara Syukuran Ulang Tahun GAPKI ke-43 dan Konferensi Pers di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (27/2).

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat produksi crude palm oil (CPO) tahun 2023 mencapai 50,07 juta ton atau naik sebesar 7,15 persen dari tahun 2022 sebesar 46,73 juta ton.

Selain itu, produksi produksi palm kernel oil (PKO) mencapai 4,77 juta ton atau naik 5,66 persen dari tahun 2022 yakni sebesar 4,52 juta ton.

Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono mengungkap beberapa hal yang membuat produksi tahun 2022 mengalami kenaikan. Pertama, harga minyak sawit menjelang akhir tahun 2021 dan sepanjang tahun 2022 relatif tinggi.

“Sehingga mendorong pelaku usaha untuk mengelola kebunnya dengan baik, termasuk pemberian pupuk,” kata Eddy pada acara Syukuran Ulang Tahun GAPKI ke-43 dan Konferensi Pers di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (27/2).

Kedua, lanjut Eddy, adanya perluasan areal yang telah menghasilkan di tahun 2023. Hal ini sesuai dengan data Kementan dalam periode 2017- 2020 terdapat perluasan 540 ribu hektare dan diperkirakan tahun 2023 akan ada penambahan areal Tanaman Menghasilkan seluas 260 ribu hektare.

“Ketiga adalah El Nino yang semula diperkirakan akan melanda Indonesia, ternyata tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman kelapa sawit, karena melanda di sebagian besar Indonesia bagian selatan,” sambung Eddy.

Sementara itu, Eddy menyampaikan, konsumsi dalam negeri menunjukkan kenaikan dari 21,24 juta ton pada tahun 2022 menjadi 23, 13 juta ton atau kenaikan sekitar 8,90 persen.

Implementasi kebijakan Biodiesel (B35) yang secara efektif dilakukan pada Juli 2022 telah meningkatkan konsumsi minyak sawit sebesar 17,68 persen yakni dari 9,048 juta ton pada tahun 2022 menjadi 10,65 juta ton di tahun 2023.

“Dengan diimplementasikannya B35, konsumsi biodiesel selama 2023 telah melampaui konsumsi untuk pangan dalam negeri,” ujar dia.

Adapun ekspor produk CPO dan PKO, kata Eddy, mengalami penurunan 2,38 persen dari 33,15 juta ton di tahun 2022 menjadi 32,21 juta ton di tahun 2023. Sementara, ekspor untuk biodiesel dan oleokimia mengalami kenaikan masing-masing sebesar 29 ribu ton dan 395 ribu ton.

“Penurunan ekspor yang besar terjadi untuk tujuan Eni Eropa yakni sebesar 11,6 persen dari 4,13 juta ton di tahun 2022 menjadi 3,70 juta ton di tahun 2023,” tutur Eddy.

Sebaliknya, ekspor untuk tujuan Afrika naik sebesar 33 persen dari 3.183 ribu ton menjadi 4.232 ribu ton, China naik 23 persen dari 6.280 ribu ton menjadi 7.736 ribu ton, India naik 8 persen dari 5.536 ribu ton menjadi 5.966 ribu ton dan Amerika Serikat (AS) naik 10 persen dari 2.276 ribu ton menjadi 2.512 ribu ton.

Turunnya harga rata-rata kelapa sawit selama tahun 2023 dibanding 2022 di pasar Ciff Rotterdam sebesar 28,7 persen menyebabkan penurunan nilai ekspor kelapa sawit Indonesia yang cukup signifikan dari US$ 39,07 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 30,32 miliar pada tahun 2023.

“Dengan stok awal tahun 2023 sebesar 3,69 juta ton, stok akhir produk CPO dan PKO Indonesia tahun 2023 diperkirakan mencapai 3,14 juta ton,” imbuh Eddy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini