Jawaban Mentan Amran Soal Pompa Tidak Tepat Sasaran

0
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong secara masif pengembangan varietas unggul padi Cakrabuana Agritan di Kabupaten Merauke. (Foto: Ist)

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman memberikan respons terkait program pompanisasi yang dinilai tidak tepat sasaran.

Pompanisasi merupakan program yang tengah digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendongkrak indeks pertanaman padi. Pompanisasi dinilai solusi cepat untuk mengatasi masalah pangan.

Mentan Amran mengatakan, program pompanisasi sudah berjalan, terutam di sentra-sentra produksi padi di Jawa. Dia menargetkan akan mengairi sawah seluas 1 juta hektare pakai pompa.

“Itu kita lakukan. Sekarang kita pompanisasi. Jawa, kami lakukan. Kita buka Jawa, di Sungai Cimanu, kemudian ada Sungai Musi,” kata Mentan Amran dalam talkshow hybrid di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (29/8).

Menanggapi kritik bahwa penyaluran pompa air dianggap tidak efektif karena dikirim ke daerah yang kekurangan sumber air, Mentan Amran menjelaskan bahwa pompa tersebut masih dapat berfungsi.

“Ada yang mengatakan, ‘Pak, kok bagi pompa tidak ada airnya? Asal ngomong (dia),” kata dia. “Pompa ini, ada air memang sungai itu tidak selamanya. Hanya tiga bulan kering. Tangkap maksud saya, Pak. Tanam satu kali, di saat masih ada air, pompanya berfungsi. Di saat airnya tidak ada, tiga bulan, berarti tanam satu kali jadi dua kali. Itu upland.”

Kendati demikian, di mengakui kekhawatiran tersebut. Mentan Amran menjelaskan bahwa memang tidak ada air selama tiga bulan, namun sebagian besar waktu—sekitar sembilan bulan—sungai masih memiliki aliran air.

“Betul yang dikatakan. Hanya dia tidak paham, kok Mentan kirim pompa padahal tidak ada air. Ia tidak ada air tiga bulan, tetapi sembilan bulan ada air. Yang aku kejar adalah tanam satu kali jadi dua kali,” kata Mentan Amran.

Menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini mengatakan bahwa memang terasa melelahkan menjawab pernyataan orang yang tidak paham. Namun, dia merasa bahwa pernyataan tersebut adalah sebuah berkah.

“Jadi kalau orang tidak paham, Pak, capek menjawabnya. Tapi sudah lah, dia itu adalah berkah. Kenapa? Dia mengirim amalannya ke kita yang sedang kerja keras,” ujar Mentan Amran.

Mentan Amran mengungkapkan bahwa hal terpenting adalah dia tidak mengkhianati bangsa. Dia menegaskan komitmennya untuk tidak mengecewakan masyarakat Indonesia.

“Yang penting, kami tidak hianati ini bangsa. Insyaallah, bapak, ibu, khususnya dari keluarga besar Sinar Tani, kami tidak akan permalukan Bapak. Kami akan lakukan sebaik mungkin,” pungkas Mentan Amran.

Sebelumnya, Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengungkapkan adanya ketidaktepatan alokasi pompa dalam program pompanisasi yang dilaksanakan oleh Kementan.

Dalam kunjungan lapangan ke Temanggung, Jawa Tengah, Edy menemukan potensi ketidaktepatan dalam alokasi pompa yang disalurkan melalui program pompanisasi.

“Kami ada temuan ketika berdialog dengan petugas di lapangan, khususnya Pak Danramil kami mendapatkan laporan bahwa alokasi atau penyaluran pompa dalam program pompanisasi ini dikhawatirkan ada beberapa yang tidak tepat sasaran,” kata Edy pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Jakarta, Senin (5/8).

Kekhawatiran itu bermula, ketika Edy bersama timnya sedang melakukan kunjungan ke Kecamatan Bansari, Temanggung yang merupakan dataran tinggi.

“Di situ hampir tidak ada sawah karena yang banyak ditanam itu adalah komoditas hortikultura, ada cabai, kemudian ada tembakau, kemudian ada bawang, bawang merah dan sebagainya tidak ada sawah di situ. Nah, tetapi mendapatkan jatah pompa,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini