
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus menggalakan optimasi lahan rawa mineral sebagai lahan masa depan untuk mendukung terwujudnya swasembada.
Menurut Mentan Amran, potensi lahan rawa yang bisa diolah menjadi lahan produktif berdasarkan hitungan pusat data pertanian mencapai 33,4 juta hektare.
Dari luasan tersebut, lahan pasang surut mencapai 20,1 juta hektare atau sekitar 60 persen. Sedangkan lahan rawa lebak mencapai mencapai 13,3 juta hektare atau 40 persen.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, kami fokus pada dua komoditas strategis yaitu padi dan jagung sebagai komoditas masa depan bangsa agar ke depan kita swasembada,” terang Mentan Amran.
Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pengawalan dan pendampingan panen raya di Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, yang merupakan lahan rawa dengan luas panen sekitar 30 ribu hektare.
Diketahui, kedua Kecamtan tersebut merupakan lahan rawa pasang surut yang selama ini dikembangkan pemerintah. Adapun panen raya dilakukan secara bertahap mengingat banyaknya titik sentra lain yang juga berpotensi menambah lumbung pangan nasional.
Adapun rata-rata hasil produksi di sana biasanya berkisar 6,5 ton per hektare. Para petani biasanya langsung menjual gabah ke penampung setempat atau offtaker yang sudah lama berada di Kecamatan Tanjung Lago dan Muara Telang.
Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Kementan, Dedi Nursyamsi mengapresiasi kolaborasi antar pihak yang bersemangat meningkatkan produktivitas nasional.
“Saya sampaikan terimakasih kepada para petani, Poktan, Gapoktan, Penyuluh, UPJA, Penggilingan Padi dan semua pelaku Usaha Perberasan Nasional karena telah berhasil meningkatkan produktivitas padi di wilayah Kabupaten Banyuasin,” katanya.