
Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu, mengaku kagum terhadap kemajuan teknologi pertanian di Indonesia, khususnya dalam mendongkrak produktivitas padi per hektare secara signifikan.
“Kami telah berbincang perkara-perkara utama, saya kagum perubahan teknologi pertanian di Indonesia ini, terutama dalam menghasilkan padi yang berlipat ganda kenaikan hasilnya per hektare,” kata Datuk setelah bertemu di Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (22/4).
Datuk mengatakan, saat ini Indonesia telah berhasil memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Bahkan, ia menambahkan, produksi beras nasional kini mampu mencukupi konsumsi masyarakat secara luas dan berpotensi untuk melakukan ekspor di masa depan.
“Sehingga, penduduk yang begitu ramai, Indonesia berjaya mencukupkan makanan utamanya, beras, kepada rakyat, dan juga Insyaallah sampai ke peringkat mampu ekspor,” kata Datuk.
Oleh itu, Datuk menegaskan, Malaysia akan berusaha menjalin pertukaran teknologi dan bimbingan bersama antara kedua negara, khususnya dalam memperoleh teknologi terbaru di bidang pertanian, seperti padi, ikan, jagung, dan berbagai komoditas lainnya.
“Dan pihak kami, khasnya MARDI, yaitu satu Badan Riset Malaysia akan terus berkolaborasi dengan pihak Kementerian Pertanian di Indonesia ini supaya kita dapat bertukar-tukar terutama sekali menampak bersama hal teknologi dan pemodernan,” ujar dia.
Datuk juga menekankan perlunya memperkuat lagi persaudaraan antara anggota ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) di segala bidang terutama dalam menghadapi tantangan global.
“Hal ini mengingat negara-negara ASEAN kemungkinan akan menghadapi tantangan bersama, seperti kebijakan tarif baru yang tidak menentu yang diterapkan oleh negara besar seperti Amerika Serikat dan negara lainnya,” kata Datuk.
Di tempat terpisah, Amran mengatakan, Malaysia mengajukan permintaan bantuan untuk impor beras dari Indonesia. Namun, dia menolak karena saat ini prioritas utama Indonesia adalah menjaga kestabilan stok beras di dalam negeri.
Amran menjelaskan bahwa kebutuhan beras Malaysia cukup tinggi, namun produksi dalam negeri mereka baru bisa mencukupi sekitar 40 hingga 50 persen dari total permintaan.
“Tadi, Malaysia, saudara kita, memohon bantuan. Mereka meminta apakah Indonesia bisa mengirimkan beras. Tapi saya katakan, jangan dulu. Kita harus melihat kondisi iklim, jangan sampai cuaca tidak bersahabat,” imbuh Amran.