Mentan Amran dan Sri Sultan HB X Bertemu Empat Mata

0
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman bertemu empat mata dengan Sri Sultan Hamengkubuwana X, dalam kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Selasa (23/1).

 

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman bertemu empat mata dengan Sri Sultan Hamengkubuwana X, dalam kunjungan kerjanya di Yogyakarta, Selasa (23/1).

Pertemuan tertutup dan berlangsung selama kurang lebih dua jam di Kraton Kilen Yogyakarta itu membahas pembangunan perekonomian Indonesia hingga sektor pertanian.

Mentan Amran menuturkan, pertemuan dengan Gubernur Yogyakarta ini merupakan aspek paling strategis dalam pembangunan perekonomian negara, apalagi Yogyakarta adalah salah satu daerah sentra pangan utama nasional.

Kementan, kata dia, perlu bersama dengan para kepala daerah untuk terus mengembangkan pertanian agar ketahanan pangan nasional terjaga dengan baik.

“Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Kalau krisis ekonomi itu kita mampu bertahan, kita bisa lewati. Krisis kesehatan, covid-19 kita lewati, tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada lainnya. Jadi, kita harus betul-betul bersama menjaganya,” kata Mentan Amran.

Pertanian menjadi sektor strategis bagi struktur perekonomian Yogyakarta. Saat melakukan panen perdana melon di Wanadelima beberapa waktu lalu (15/1), Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu mendorong petaninya  melakukan modernisasi alat pertanian dan mengembangkan produk pertanian.

“Petani milenial itu jangan hanya tanaman saja yang dilihat, tapi alatnya juga harus mendukung. Alatnya harus canggih, yang mengikuti perkembangan zaman,” kata Sri Sultan HB X, dikutip dari laman resmi Pemerintah DIY.

Modernisasi pertanian telah menjadi fokus kerja Mentan Amran dalam membangun pertanian selama ini. Dia kerap mengatakan tema besar pembangunan pertanian Indonesia adalah transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern.

Hal ini ditujukan agar seluruh proses aktivitas pertanian menggunakan alat mesin pertanian modern, sehingga proses produksi bisa lebih cepat dan produktivitas juga bisa meningkat hingga 50 persen.

“Paradigma sektor pertanian harus diubah dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern dengan tetap memberi prioritas tinggi bagi kesejahteraan petani,” katanya.

Sebagai informasi, pertemuan yang berlangsung hangat ini didampingi oleh beberapa pejabat eselon I dan II Kementerian Pertanian (Kementan).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini