
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meraih Construction Excellence Awards dalam acara “Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) Bidang Konstruksi, Infrastruktur dan Investasi” yang diselenggarakan pada Rabu, 31 Juli 2024.
Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi dan dedikasi Mentan Amran dalam pembangunan infrastruktur pertanian selama sepuluh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Andi Rukma Nurdin, di Auditorium Menara Bank Mega Jakarta.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono, menyatakan bahwa Mentan Amran telah memberikan perhatian besar terhadap penguatan infrastruktur pertanian. Kementan fokus pada pembangunan dan rehabilitasi irigasi, modernisasi serta mekanisasi pertanian, serta pengembangan infrastruktur pendukung dan jalan usaha tani.
“Pada periode 2015–2017, Kementan melakukan refocusing anggaran sebesar Rp12,2 triliun, mengalihkan dana dari kegiatan seremonial untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur pertanian,” jelas Arief.
Selama periode pertama kepemimpinan Mentan Amran (2014–2019), kata Arief, Kementan berhasil membangun dan merehabilitasi sekitar 3,4 juta hektare irigasi, serta mendistribusikan lebih dari 300 ribu unit alat dan mesin pertanian (alsintan) ke seluruh Indonesia.
Kementan juga bersinergi dengan Kementerian PUPR untuk membangun lebih dari 4.000 embung di daerah rawan kekeringan, meningkatkan ketersediaan air bagi pertanian.
“Inovasi ini berhasil mendongkrak produktivitas lahan yang sebelumnya kurang optimal akibat kekurangan air,” ungkap Arief.
Keberhasilan Mentan Amran dalam sektor infrastruktur pertanian berkontribusi pada peningkatan produksi pangan, termasuk pencapaian swasembada beras pada tahun 2017, 2019, dan 2020, serta swasembada untuk komoditas jagung, bawang merah, cabai, daging ayam, dan telur.
Peningkatan infrastruktur juga berdampak pada Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian, yang melonjak dari Rp 880,40 triliun pada akhir 2014 menjadi Rp 1.005,40 triliun pada 2018.
Saat kembali menjabat sebagai Menteri Pertanian pada Oktober tahun lalu, lanjut Mentan Amran melanjutkan terobosan dengan program pompanisasi untuk mengatasi dampak kekeringan. Kementan menargetkan pemasangan 75.000 unit pompa, dengan 63.000 unit telah diaplikasikan.
Di beberap kesempatan Mentan Amran menyebutkan program pompanisasi sangat berdampak pada peningkatan produksi beras. Padahal saat ini pertanian Indonesia dihadapkan pada tantangan kemarau Panjang.
“Program pompanisasi terbukti efektif meningkatkan produksi beras. Dengan pompanisasi, lahan yang biasanya hanya ditanam sekali dalam setahun kini bisa ditanam hingga tiga kali. Ini berpotensi mengurangi impor secara signifikan,” kata Mentan Amran.
Kementan juga menggiatkan optimasi lahan rawa bersama TNI, dengan fokus pada daerah seperti Papua Selatan dan Sumatera Selatan. Program ini bertujuan meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali per tahun.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, Mentan Amran berharap Indonesia akan kembali mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun ke depan. “Kami berkomitmen untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu cepat, insyaallah tidak lebih dari tiga tahun,” tegasnya.