Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menolak rencana pemerintah untuk mengimpor raw sugar atau gula kristal mentah (GKM). Pasalnya, stok gula nasional masih cukup sampai musim giling 2025.
“Impor raw sugar ini tidak tepat. Karena hitungan kami, stok gula masih cukup sampai musim giling 2025,” kata Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikun saat dihubungi tim redaksi Majalah Hortus pada Selasa (18/2).
Soemitro memaparkan, stok gula yang ada di gudang Pabrik Gula (PG) pada 30 November 2024 mencapai 1.208.312,59 ton. Kemudian, pada Desember 2024, stok gula tercatat sebesar 985.665,66 ton.
“Selama bulan Desember 2024, sebanyak 222.646,9 ton gula telah didistribusikan dari gudang PG,” jelas Soemitro.
Selanjutnya, pada 31 Januari 2025, stok gula di gudang PG tercatat 842.517,21 ton. Ini berarti selama Januari 2025, sebanyak 143.148,4 ton gula didistribusikan, yang berasal dari stok gula pada 31 Desember 2024 yang mencapai 985.665,66 ton.
Dari data ini, Soemitro menjelaskan bahwa kebutuhan gula setiap bulan tidak selalu sama, sehingga angka rata-rata 250 ribu ton per bulan tidak bisa dijadikan acuan tetap.
“Konsumsi ril di bulan Januari 2025 ini di seluruh Indonesia cuman makan 143.000 ton. Jadi, konsumsi yang dipasok oleh pabrik gula dari gudang hitungannya cuman 143.000 ton,” tegas dia.
Dengan melihat stok gula pada Januari 2025 yang tercatat sebanyak 842.000 ton, Soemitro memperkirakan kebutuhan gula di Februari 2025 sekitar 240.000 ton.
Dengan demikian, stok gula yang ada di gudang pabrik gula untuk menghadapi Ramadan masih tersisa sekitar 602.000 ton. Stok tersebut bahkan bisa lebih banyak lagi jika pedagang juga mengucurkan stoknya ke pasar.
“Untuk lebaran aman sampai hari raya Idulfitri 2025,” kata dia.
Selain itu, Soemitro menambahkan bahwa musim giling 2025 akan dimulai di Sumatra sekitar bulan Maret-April 2025. “Bahkan saya mendapat kepastian, beberapa pabrik gula di Jawa di bulan April 2025 mendatang sudah mulai giling. April itu tinggal dua bulan lagi,” tegas dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor raw sugar 200 ribu ton semata-mata untuk memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP).
“GKM itu diputuskan dalam Rakortas 200 ribu ton, ini dipakai untuk CPP. Produksi kita cukup, sekali lagi, ini bukan karena kekurangan, tapi produksi kita cukup. Apapun yang terjadi ini ada untuk CPP,” kata dia.
Selengkapnya ada di Majalah Hortus edisi Maret 2025
