Presiden Jokowi Berharap Produksi Beras Meningkat di Bantaeng

0
Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan terhadap pemasangan pompa air di Desa Layoa, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (6/7).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan terhadap pemasangan pompa air di Desa Layoa, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengoptimalkan produksi beras nasional melalui program pompanisasi.

Presiden Jokowi menyatakan, pemasangan pompa-pompa air yang diberikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) di Kabupaten Bantaeng sebanyak 80 unit dari kebutuhan 150 unit diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

“Kemudian, saya menuju ke Kabupaten Bantaeng untuk melihat pemasangan pompanisasi. Pemasangan pompa-pompa yang diberikan dari Kementerian Pertanian di Kabupaten Bantaeng sebanyak 80 pompa. Keperluannya 150 (pompa), tadi Pak Bupati menyampaikan butuhnya 150, sudah diberikan 80 pompa. Ini akan meningkatkan produktivitas,” jelas Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga menambahkan bahwa dengan adanya pompa air, petani yang sebelumnya hanya bisa panen sekali setahun karena keterbatasan air, kini sudah bisa menanam untuk kedua kalinya.

Harapannya, pada masa mendatang petani bisa melakukan penanaman hingga tiga kali setahun, yang tentunya akan meningkatkan produktivitas beras nasional secara signifikan.

“Petani tadi menyampaikan, di sini hanya panen sekali, padahal tanahnya subur, karena airnya enggak ada. Sehingga dengan pompa ini, ini sudah nanam yang kedua,” ujar Presiden Jokowi.

“Nah, kita harapkan nanti bisa masuk ke penanaman yang ketiga. Artinya dari satu, paling tidak minimal kedua, kalau bisa, bisa ketiga. Ini akan meningkatkan produktivitas beras kita secara nasional, ya. Arahnya, arahnya ke sana dan juga untuk mengantisipasi kekeringan panjang yang terjadi di semua negara,” sambung Presiden Jokowi.

Dalam setiap kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan pompanisasi memungkinkan petani untuk menanam sepanjang musim.

Dia menyebut pompanisasi sebagai solusi cepat untuk mengantisipasi ancaman iklim seperti kekeringan yang berpotensi besar menurunkan produksi pangan.

“Saya selalu sampaikan bahwa sekarang kita perlu pompanisasi untuk memenuhi air dari sungai ke sawah. Mengapa? Mustahil kita lolos dari krisis pangan kalau solusi cepat ini tidak kita lakukan. Ingat saat ini ada 50 negara yang mengalami kelaparan. Jangan sampai kita mengalami hal yang sama,” ujar Mentan Amran.

Menurut Mentan Amran, pemerintah telah menargetkan capaian swasembada dan juga lumbung pangan dunia agar bisa dicapai dalam waktu cepat. Untuk itu, fokus kerja yang sedang dilakukan adalah memasang pompanisasi, mencetak sawah, hingga mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern.

“Dulu kita swasembada, 2017, 2019, dan 2020. Dan yang kita kerjakan ini adalah produk kebijakan serta kolaborasi bersama,” kata AAS, sapaan Mentan Amran.

Luas Kabupaten Bantaeng mencapai 6.050 ha dengan potensi sawah tadah hujan sebesar 1.549 hektare. Dengan penambahan 81 unit pompa ini, diharapkan produksi padi Kabupaten Bantaeng meningkat dari tahun sebelumnya.

Petani di sekitar masih sangat bergantung pada air hujan, sehingga bantuan pompanisasi dan kegiatan irigasi perpompaan diharapkan dapat membantu petani dalam musim tanam April hingga September tahun ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini