Ayo Daftar Seleksi Duta Besar Muda Kelapa Sawit CPOPC

0

Bersamaan dengan Hari jadi ke-8 Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) pada 21 November akan diumumkan para #YoungElaeis Ambassadors atau Duta Besar Muda Kelapa Sawit. Mereka adalah 25 kandidat yang lolos di babak final.

Para pemenang akan memperoleh kesempatan meraih pembiayaan senilai USD 26.000 atau setara hampir Rp400 juta dengan kurs Rp15.000,- untuk personal project yang akan diberikan tahun depan.

Untuk menjadi Duta Besar Muda Kelapa Sawit, peserta akan nilai berdasarkan tiga kategori proposal gagasan; tentang petani kecil, sumber energi dan ekonomi sirkular.

Waktu untuk pendaftaran program #YoungElaeis Ambassador ini berlangsung sampai 8 September 2023 mendatang.

Persaingan diperkirakan akan berlangsung sangat ketat, karena tidak hanya terbuka bagi anak-anak muda Indonesia, tetapi juga warga negara-negara anggota CPOPC; Indonesia, Malaysia, dan Honduras, warga negara pengamat; Ghana, Kolombia, dan Papua New Guinea, dan warga negara konsumen kelapa sawit; Tiongkok, India, Uni Eropa, Bangladesh, dan Pakistan.

Peserta program #YoungElaeis Ambassador harus masih berusia 17-30 tahun dan punya akun media sosial (medsos) seperti Meta, Twitter, Youtube, TikTok, Blog, dan LinkedIn dengan pengikut minimal 3.000. Dan akun medsos tersebut, harus sudah aktif minimal 3 tahun.

Kalau sederet syarat itu sudah kamu penuhi, silakan isi Formulir Google ini dan scan barkode yang ada di pengumuman atau klik  https://cpopc.org/pressroom/read/youngelaeis-ambassador-program.

Sekretaris Jenderal CPOPC, Rizal Affandi Lukman mengatakan kalau #YoungElaeis ini baru gelaran pertama dan murni gagasan CPOPC.

“Kita ingin hadirkan duta besar muda untuk menyuarakan kalau kelapa sawit itu teramat penting dalam kehidupan kita sehari. Termasuk juga menyuarakan bagaimana kita menjalankan nilai-nilai keberlanjutan kelapa sawit,” kata Rizal.

Menurut Rizal, dari sisi manapun, tak ada sebenarnya alasan orang untuk menghindari sawit. Sebab masyarakat sangat membutuhkan sawit. Mulai dari makanan sehari-hari, makanan ringan hingga produk perawatan.

“Sebanyak apapun manfaat sawit, tetap saja industri ini didiskriminasi dengan sederet tuduhan. Mulai dari penggundulan hutan, kerja paksa hingga masalah kesehatan. Bahkan diskriminasi ini dikemas secara sensasional,” jelasnya.

Dia berpendapat, tuduhan semacam ini akhirnya menimbulkan narasi menyesatkan bagi masyarakat luas, khususnya kaum muda yang sesungguhnya tidak tahu menahu tentang isu itu. Lantaran isu tak baik tadi dicekoki terus, lama kelamaan berdampak juga. Jadi mengecil keinginan orang untuk mengkonsumsi kelapa sawit.

“Kampanye disinformasi atas sawit inilah yang perlu kita luruskan. Lantaran yang menyerap jenis informasi menyesatkan tadi adalah anak-anak muda, yang kita cari untuk jadi duta besar, ya orang muda juga,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini