Setelah sukses menyelenggarakan Forum Sawit Indonesia (FoSI) 2022, Pusat Sains Kelapa Sawit INSTIPER berencana menggelar FoSI setiap tahunnya. Bahkan tema untuk tahun depan sudah disiapkan, ‘Membangun Kejayaan Sawit Indonesia 2045’.
Dr. Purwadi,MS, Direktur Eksekutif Pusat Sains Kelapa Sawit INSTIPER menjelaskan, FoSi akan digelar setiap tahun dengan tema “Membangun Kejayaan Sawit Indonesia 2045” akan dipakai terus hingga tahun 2044.
“Kita konsisten dan mengawal tujuan dan target ‘Menuju Kejayaan Sawit 2045’, focus utamanya tetap mengkaji, mengawal, dan mengusulkan kebijakan untuk mendukung Kejayaan Sawit Indonesia 2045. Namun untuk ‘side event’ tetap menyelangarakan forum-forum diskusi dan sharing untuk menjawab isu-isu operasional seperti mekanisasi, SDM, sustainability, Kemitraan dan lainnya sesuai kebutuhan pada jamannya,” kata Purwadi, di Yogyakarta, 5/12/22.
Menurut Purwadi, banyak pihak telah mengusulkan agar FoSI menjadi agenda rutin tahunan, bahkan juga mengusulkan agar forum-forum yang kemarin diselenggarakan seperti POCOOF dan PHCAF, ditambah kamar diskusi dengan forum-forum lainnya yang mengkait dengan isu-isu tantangan membangun Kejayaan Sawit Indonesia 2045.
“FoSI 2022 kemarin, telah mencoba memetakan dan mencari jalan panjang menuju kelapa sawit 2045. Pada paparan para narasumber terdapat pemikiran yang berbeda pada sisi pemikian narasumber kementerian teknis menunjukan bahwa sawit akan ‘baik-baik saja’ akan terus tumbuh dan pemerintah akan mendukung sesuai dinamika perkembangan,” kata Purwadi.
Purwadi mengakui, pemikiran-pemikiran dari sisi pemerintah masih bersifat normatif dan masih bersifat bersifat sektoral. Namun demikian dari pemikiran pelaku usaha memberikan sinyal sawit dalam jangka panjang “tidak sedang baik-baik saja, dan penuh tantangan”.
“Jika tantangan tidak diselesaikan lebih cepat maka keadaan sawit dalam jangka panjang akan meredup,” jelasnya.
Pada sisi lain, lanjutnya, para pakar dan begawan sawit mengingatkan bahwa masih dibutuhkan kebijakan yang kondusif, kebijakan yang komprehensif dan tidak bersifat sektoral seperti saat ini, bahkan beberapa kebijakan sektoral yang saling meniadakan dalam arti kebijakan dari kementerian teknis yang satu yang malah menghambat pelaksanaan kebijakan kemeterian teknis yang lain.
Dibutuhkan sebuah kebijakan yang integratif dan saling memperkuat agar dinamisasi dan dukungan pembangunan sawit berjalan cepat.
“Sebagian besar narasumber mengusulkan badan khusus untuk mengurus sawit. Dalam gurauan para begawan sawit, seperti nyayian oleh paduan suara Instiper saat penutupan sesi satu, ‘ojo dibanding-bandingke’, ya sawit jangan dibandingkan dengan komoditas lain, sawit beda, sawit luar biasa,” katanya.
Purwadi menambahkan, semua narasumber bersepakat bahwa sawit harus tetap berjaya tidak hanya tahun 2045, namun sepanjang masa. Sawit adalah anugerah Tuhan yang harus menjadi sumber kemakmuran bangsa, sungguh menjadi bangsa yang ‘merugi’ kalau tidak mampu memanfaatkanya. Kedua, untuk membangun kejayaan membutuhkan dukungan kebijakan yang konsisten dan perlu di kawal, dilakukan pengkajian didukung dan diperbaiki sesuai kebutuhan pada jamannya.
“Sehingga para pihak asosiasi di perkelapa sawitan mengusulkan FoSI 2022 perlu dilanjutkan dan menjadi agenda tahunan. Oleh karena nya tema inti FoSI 2022 “Menuju sawit Indonesia 2045′ berganti dengan “Membangun Kejayaan Sawit Indonesia 2045′. Lha untuk sub tema bisa berganti sesuai dinamika dan kebutuhan di setiap waktu,” tambahnya.
Purwadi menegaskan, FoSI akan menjadi even kegiatan tahunan, hanya untuk waktu pelaksanaan ada beberapa yang mengusulkan tidak di akhir tahun, tetapi di sekitar bulan Juli, karena bulan-bulan tersebut teman-teman baik yang korporasi, maupun pemerintah relatif agak longgar.
Demikian juga kegiatan even pendukungnya, kalau kemarin ada Palm Oil COO Forum (POCOOF), ada Palmoil Human Capital Association Forum (PHCAF), maka akan ditambah forum baru, Palm Oil Researched & Innovation Forum (PORIF) dan Palm Oil Sustainability Forum (POSF).
Palm Oil Smallholder Partnership Forum (POSPF) atau ada tambahan forum lain sesuai kebutuhan, ada juga masukan POCOOF akan fokus mekanisasi dan digitalisasi perkebunan kelapa sawit. Even pendukung ini bukan bersifat substitusi tapi saling melengkapi. Sebagai forum diskusi dan sharing dalam kerangka membangun pertumbuhan dan efisiensi operasional manajemen, pada saatnya membutuhkan kebijakan yang pada saatnya akan di bahas di FoSI.
“Jadi nanti FoSI itu kedepan akan menetapkan sub-tema lebih Fokus sesuai kebutuhan. FoSI bukan sekedar forum kumpul-kumpul, tapi forum yang bisa mengakselerasi untuk “Membangun Kejayaan Kelapa Sawit 2045”, kata mantan Rektor Instiper ini.
Selanjutnya, Purwadi menginformasikan, even Ekspo alat mesin perkebunan kelapa sawit dan Job fair juga akan terus diselenggarakan. Bahkan untuk alat mesin perkebunan akan diperbesar, ekspo tidak hanya bersifat booth display , bahkan akan ditambahkan uji coba alat dan mesin. Instiper memiliki halaman kampus yang luas dan bisa mengakomodasi display di lapnagn dalam bentuk asli, jika perlu dilakukan uji coba. Oleh karena itu dipertimbangkan dilakukan pada bulan Juli agar masuk dalam musim kemarau.