Palangkaraya – Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, kompeten dan memahami teknologi dibutuhkan dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. SDM sawit yang unggul dan kompeten akan membawa kejayaan industri kelapa sawit dimasa depan.
Menurut Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, Ir Baginda Siagian, M.Si, dalam acara ‘Pelatihan Manajemen Administrasi dan Keuangan, Program Pengembangan SDM Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Tengah’ yang diselenggarakan oleh PT Sumberdaya Indonesia Berjaya (SIB) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) di Palangkaraya, 29 Juni-2 Juli 2022.
Menurut Baginda, dalam menghasikan SDM yang baik perlu pelatihan dan pendidikan agar kualitas SDM terus berkembang, meningkat sesuai dengan kebutuhan industri kelapa sawit. Pelatihan juga diperlukan dalam hal peningkatan kualitas pekebun/kelembagaan pekebun, sehingga terjadi pemerataan dan peningkatan SDM pekebun maupun lembaga pekebun.
“Dengan adanya pelatihan pekebun/lembaga pekebun akan ada transfer ilmu, skill dan pengetahuan ke daerahnya masing-masing yang akan memberikan dampak perbaikan dalam pengembangan kelapa sawit,” kata Baginda.
Baginda menambahkan, program pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit melalui pendidikan dan pelatihan menjadi investasi utama, sehingga perkebunan kelapa sawit tetap menjadi sub sektor perkebunan yang tetap menjanjikan di masa mendatang.
Saat ini pemerintah mempunyai beberapa kebijakan, di antaranya; Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), Pengembangan SDM, Sarana dan Prasarana, Perbaikan Tata Kelola, Kelembagaan dan Pemberdayaan, Pendanaan, ISPO, dan Energi Terbarukan, yang semuanya untuk kepentingan sektor perkelapasawitan Indonesia agar semakin kuat dan sehat.
“Kebijakan-kebijakan tersebut tak lain untuk menjawab ada beberapa tantangan yang dihadapi antara lain produktivitas, hilirisasi, terindikasi kawasan hutan dan KHG, legalitas dan perizinan, gangguan usaha dan konflik, akses pasar, negative campaign dan energi,” katanya.
Untuk mengatasi rendahnya produktivitas dan hilirisasi dapat dijawab dengan pengembangan dan penguatan SDM. Produktivitas perkebunan sawit rakyat yang masih relatif rendah yaitu 3,5 ton/ha/tahun, padahal potensi 5-6 ton/ha/tahun masih dapat dikejar. Dan, hilirisasi produk samping kelapa sawit yang belum optimal harus terus dikembangkan, tentunya dengan SDM serta mengikuti perkembangan teknologi.
Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit melalui pendidikan dan pelatihan tengah dijalankan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dengan kerangka pendanaan dari BPDPKS.
Selain adanya pelatihan terhadap pekebun dan kelembagaan pekebun, lanjut Baginda, program peningkatan SDM perkebunan kelapa sawit juga diwujudkan dengan program Beasiswa Sawit yang telah dimulai sejak 2016 – 2021.
Data dari BPDPKS menunjukkan total penerima beasiswa sebanyak 3.265 mahasiswa dan sebanyak 9.679 petani yang sudah dilatih melalui pelatihan.
Program beasiswa sawit yang diberikan kepada mahasiswa D1, D3, D4 dipastikan berdampak secara langsung atau tidak langsung pada pembangunan kelapa sawit nasional, sedang bagi pekebun dan keluarganya pasti ada dampak langsung. Diharapkan semua lulusan program bea siswa sawit kembali ke daerah masing-masing.
“Harapan kita lulusan program beasiswa ini kembali ke wilayah dia, ke kampungnya untuk membangun kampung, melakukan diseminasi apa yang sudah diperoleh selama kuliah kepada masyarakat di sekitarnya. Kecenderungan saat ini, hampir semua lulusan beasiswa sawit diambil perusahaan,” kata Baginda.
Baginda mencontohkan, mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), lebih 80 persen dari mahasiswa program D1 sudah dipesan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit sebelum mereka lulus.
Namun demikian, pihaknya sebagai penanggung jawab bidang ini mengharapkan mereka kembali dulu ke wilayah masing-masing selama 2 tahun mengabdikan diri membangun perkebunan kelapa sawit rakyat di daerahnya.
“Setelah itu mereka bisa bekerja di perusahaan nasional ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” jelasnya.
Baginda menyatakan, sejak 2017 sampai Februari 2022 total mahasiswa penerima bea siswa 3.625 orang, sedang total lulusan penerima beasiswa 1.750 orang.
“Sebarannya di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) yang sekarang menjadi Institut Teknologi Sawit Indonesia Medan 180 mahasiswa; Politeknik Kampar Riau 245 mahasiswa. Kemudian Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 780 mahasiswa, Institut Teknologi Sains Bandung Bekasi 50 mahasiswa, AKPY 1.400 mahasiswa, Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta 610 mahasiswa,” kata Baginda.
Menurut Baginda, pada 2021 rekomtek yang dikeluarkan Ditjenbun untuk beasiswa sebanyak 660 orang yaitu program D1, D3, D4 di 6 perguruan tinggi. Sedang tahun 2022 ditargetkan mencapai 1.000 orang. Programnya juga ditambah yaitu D2 dan S1.
“Pada 2022 target penerima beasiswa 1.000 orang. Sosialisasi sudah dimulai pada Mei bersamaan dengan kelulusan SMA sehingga diharapkan lebih banyak calon mahasiswa yang terjaring,” ujarnya.
Direktur Utama PT Sumberdaya Indonesia Berjaya (SIB) Andi Yusuf Akbar menambahkan, SDM mempunyai peran penting dan strategis dalam sistem produksi kelapa sawit. Pengembangan SDM ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saja, tetapi harus mampu menghadapi tantangan dan berperan aktif dalam menciptakan sistem industri kelapa sawit yang sustainable.
“Penyiapan SDM menjadi bagian penting dalam meningkatkan kinerja perkebunan kelapa sawit. Upaya ini memerlukan keterlibatan semua stakeholder, seperti perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lain, perkebunan besar, dan pusat penelitian,” kata Andi.
Andi menjelaskan, program pengembangan SDM merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk mempersiapkan SDM sistem industri kelapa sawit, terutama untuk sektor hulu dan pabrik kelapa sawit,dengan prioritas perkebunan rakyat.
“Pengembangan produk hilir kelapa sawit menjadi bagian dari industri yang terus berkembang. Pemanfaatan kelapa sawit dan produk turunannya tidak lepas dari dukungan pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.
Peran pengembangan SDM perkebunan Kelapa Sawit dapat memberikan peluang sekaligus tantangan untuk menghasilkan produk berdaya saing. Kemajuan teknologi perlu diimbangi dengan kualitas SDM yang nyata sehingga implementasi ke skala produksi akan semakin terarah dan terciptanya diversifikasi produk yang diiringi dengan peningkatan nilai tambah.
“Tenaga kerja terampil atau SDM di perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat dibutuhkan, sejalan dengan target produksi CPO Indonesia. Pengelolaan perkebunan rakyat yang baik membutuhkan tata kelola kelembagaan baik, yang membutuhkan dukungan SDM yang kompeten,” jelas Andi.
Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit dilakukan melalui penyuluhan, pendidikan, pelatihan dan pendampingan dan fasilitasi. Pengembangan SDM tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian dan dedikasi pekebun, tenaga pendamping dan masyarakat perkebunan kelapa sawit lainnya.