Asian Agri Komitmen Wujudkan Energi Terbarukan

0
Head of Mill Asian Agri, Krisman Sitinjak "dalam FGD “Menjadikan Kelapa Sawit Sebagai Lumbung Energi Terbarukan”, Serpong, Rabu (13/9).

Asian Agri menargetkan agar pada tahun 2030, seluruh sumber energi di perkebunan kelapa sawit mereka berasal dari energi terbarukan.

Demikian disampaikan Head of Mill Asian Agri, Krisman Sitinjak dalam Focus Group Discussion (FGD) “Menjadikan Kelapa Sawit Sebagai Lumbung Energi Terbarukan”, Serpong, Rabu (13/9).

Pada tahun 2022, Asian Agri meluncurkan program Asian Agri 2030 dengan empat pilar utama: kemitraan dengan petani, pertumbuhan inklusif, iklim positif, dan produksi yang bertanggung jawab serta berkelanjutan.

Khusus untuk iklim positif, kata Krisman, Asian Agri mengoptimalkan biogas yang ada saat ini untuk mencapai performa terbaik dan hasil yang maksimal.

“Kami selalu berusaha mencari cara-cara yang terbaik sehingga perkembunan kelapa sawit itu khususnya Asian Agri dapat menggunakan 100 persen sumber energinya itu dari sumber energi yang terbarukan,” ujar Krisman.

Asian Agri memiliki luas plasma sebesar 60 ribu hektare, inti 100 ribu hektare, dan petani swadaya 42.500 hektare, yang beroperasi di tiga provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, dan Jambi.

Di Sumatera Utara, Asian Agri memiliki 43 ribu hektare inti, delapan perusahaan kelapa sawit (PKS), lima unit biogas, dan tiga pabrik pemecah inti (KCP).

“Dan kami didukung oleh satu research and development center yang ada di kota Tebing Tinggi,” kata Krisman.

Sedangkan di Riau, sambung Krisman, Asian Agri memiliki area 39 ribu hektare untuk inti, 35 ribu hektare untuk plasma, serta sepuluh PKS, empat unit biogas, dan lima KCP.

“Kemudian satu training center yang kami gunakan untuk mendidik semua staf maupun karyawan untuk mengelola dan mengembangkan tanaman maupun pabrik untuk mendapatkan hasil yang optimal,” papar dia.

Lantas, di Jambi, Asian Agri juga memiliki area inti seluas 18 ribu hektare, plasma 25 ribu hektare, tiga KCP, empat PKS, dan dua unit biogas.

Adapun dengan luasan ini, Asian Agri mampu memproduksi minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) lebih kurang 1,1 juta hektare yang telah tersertifikasi.

“Kami melakukan kemitraan untuk dapat memberikan CPO atau produksi yang sudah tersertifikasi dan yang pertama memperoleh sertifikat dari petani swadaya,” ujar Krisman.

Lebih lanjut Krisman menjelaskan, Asian Agri terus menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan sawit, seperti dalam pengendalian hama yang mengganggu produktivitas kelapa sawit.

“Kami menerapkan integrasi hama terpadu dengan menggunakan predator seperti burung hantu dan serangga untuk mengendalikan hama yang mengganggu produktivitas kelapa sawit. Pendekatan ini membantu mengurangi gangguan pada pertumbuhan tanaman.

Krisman menambahkan, pihaknya juga melakukan konservasi tanah dan air. Mereka menerapkan penanaman atau penghijauan untuk mencegah erosi tanah dan menjaga kelembapan tanah agar tetap terjaga.

“Kami juga melakukan konservasi untuk keanekaragaman hayati dan melakukan asesmen kepada nilai-nilai tinggi, sehingga kami dapat mengidentifikasi mana yang harus dipertahankan bahkan dilakukan pengayaan termasuk bukan hanya tanaman tapi juga ekonomi sosial yang berlaku di seputaran perusahaan,” pungkas Krisman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini