Berhasil Tingkatkan Produksi Padi, Pertanian Indonesia Jadi Sorotan Internasional

0
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Dok:Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden

Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil meningkatkan indeks pertanaman padi saat sejumlah negara justru menghadapi krisis beras. Hal ini pun membuat negara sahabat, seperti Malaysia dan Jepang, kepincut ingin berguru ke Indonesia.

Teranyar, Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu, datang langsung menemui Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. Keduanya membahas peluang kerja sama pertanian, khususnya di bidang pertukaran teknologi.

Datuk Seri pun tak ragu menyampaikan apresiasinya. Dia memuji keberhasilan Indonesia dalam menerapkan teknologi pertanian modern, yang disebutnya mampu melipatgandakan produktivitas padi hingga dua kali lipat per hektare.

Ketergantungan Malaysia terhadap impor beras masih cukup tinggi. Saat ini, negeri jiran itu hanya mampu mencukupi sekitar 40–50 persen dari kebutuhan nasional, sementara sisanya harus diimpor dari negara lain.

Karena itu, pemerintah Malaysia berharap Indonesia dapat membantu dalam upaya meningkatkan produksi beras di dalam negeri, mulai dari transfer teknologi hingga penguatan kapasitas petani lokal.

“Kemarin negara sahabat, Malaysia datang meminta bantuan, sebagai kakak tertua katanya,” kata Mentan Amran saat mendampingi kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto Kabupaten ke Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (23/4).

Tidak hanya Malaysia, delegasi Jepang juga dijadwalkan akan menyambangi Mentan Amran dalam waktu dekat untuk menjajaki peluang kerja sama serupa di sektor pertanian.

“Minggu depan Jepang ke sini, ingin mempelajari bagaimana meningkatkan produktivitas di lahan seperti ini (lahan rawa),” kata Mentan Amran, yang juga Ketua Umum Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).

Adapun dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran bersama Presiden Prabowo melakukan penanaman padi di lahan rawa yang sebelumnya hanya memiliki Indeks Pertanaman (IP) 100. 

Melalui intervensi teknologi pertanian, termasuk penerapan sistem water management yang efektif, indeks tersebut kini meningkat menjadi IP 200.

“Irigasi, ini kata kuncinya water management. Irigasi yang paling baik kita pakai. Ini diperbaiki, dioptimalisasi, kemudian dirawat,” kata Amran.

Mentan Amran juga menyampaikan, program optimalisasi lahan di Sumatera Selatan telah mencapai 105.000 hektare sawah. Ke depan, wilayah ini bahkan diperkirakan memiliki potensi pengembangan hingga satu juta hektare.

“Ini sebenarnya rawa, tempat buaya. Alhamdulillah, dengan program kita, sudah menjadi 105.000 hektare. Tapi, potensinya satu juta hektare. Kalau dua tahun selesai, di sini saja bisa mengalahkan Jawa Timur,” tegas Amran.

Adapun stok beras saat ini telah mencapai 3,3 juta ton dan diperkirakan meningkat menjadi 4 juta ton pada bulan depan, seiring panen raya yang masih berlangsung di sejumlah daerah.

“Sekarang stok kita, di jam ini 3.364.800 ton per jam ini. Perkiraan tadi pagi 49.000 ton satu hari. Perkiraan masih ada 8 hari (nambah) 400 (ribu ton), bisa 1,3 sampai 1,7 juta ton beras dalam negeri,” kata Amran di Jakarta, Selasa (22/4).

Amran optimistis, dengan tambahan tersebut, stok CBP pada awal Mei 2025 akan berada di kisaran 3,5 hingga 3,7 juta ton. Bahkan, menurut dia, bukan tidak mungkin angkanya menembus 4 juta ton.

Dia menilai, serapan beras yang terjadi saat ini merupakan yang tertinggi dalam dua hingga tiga dekade terakhir. Capaian ini disebutnya sebagai yang tertinggi dalam hal serapan dan ketersediaan stok selama 20 tahun terakhir.

“Kita perkirakan di tanggal 1 (Mei), 3,5 sampai 3,7 juta ton stok. Dan Mei perkiraan karena tadi malam 49.000 ton, ini masih menanjak. Kemungkinan di Mei itu masuk 4 juta ton dan itu tidak pernah terjadi selama Merdeka,” ujar dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini