Bawang merah dari Brebes sedang dipersiapkan untuk ekspor ke Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Langkah ini diambil sebagai strategi untuk memanfaatkan tren peningkatan produksi dan menjaga harga produsen.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan, tugas Bapanas dan Kementerian Pertanian (Kementan) menjaga harga di tingkat petani dan menyiapkan standby buyer.
“Bawang merah ini selain untuk pemenuhan konsumsi lokal, juga merupakan komoditas andalan ekspor. Jadi, kalau sudah ada stoknya dan masih berlebih, kita harus lakukan ekspor,” kata Arief.
Saat ini, bawang merah sedang dipersiapkan untuk ekspor ke Thailand, Malaysia sampai Vietnam, dengan spesifikasi tertentu. Di Brebes, proses grading dan sortasi dilakukan untuk memenuhi standar ekspor.
“Ini lagi disiapkan, seminggu bisa 7 kontainer. Tenaga kerja grading juga ada sampai 200 orang, ini karena grading-nya harus disesuaikan dengan kebutuhan ekspor,” kata dia.
Bapanas juga telah membangun komitmen bersama dalam kaitannya offtaker bawang merah. Komitmen yang ada telah sampai angka 12.500 ton. Ini dilakukan dengan merangkul BUMN pangan dan pemerintah daerah.
“Bapanas bersama Kementan, Pemprov Jateng, Bulog dan ID FOOD, senantiasa berupaya menjaga harga yang baik di tingkat petani. Jadi setelah ini akan dilakukan offtake kurang lebih 12.500 ton. Semoga setelah ini, tidak ada lagi harga bawang jatuh di tingkat petani. Jayalah petani Indonesia,” sebut Arief.
Adapun komitmen offtaker bawang merah tersebut berasal dari Perum Bulog sebesar 10 ribu ton, ID FOOD 2 ribu ton, dan BUMD Jawa Tengah 500 ton. Dengan itu, kalangan petani mendapatkan kepastian serapan hasil produksinya.
Menilik rilis Badan Pusat Statistik (BPS), terkait Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH), di Juli pemerintah masih dapat menjaganya berada lebih dari 100 poin, yakni di 120,44. Capaian ini masih lebih tinggi dibandingkan awal 2024 yang saat itu berada di 117,39.
Sementara jika dilihat pada indeks harga yang diterima oleh petani sayur-sayuran, termasuk bawang merah, di Juli berada pada 155,27 dan masih cukup baik dibandingkan Januari 2024 yang berada di 147,68.
Lebih lanjut, terkait offtaker bawang merah yang telah disiapkan Bapanas, disepakati dengan harga pembelian sudah di gudang penyimpanan yakni Rp 16.000 per kilogram (kg). Namun ini tidak terbatas di Brebes saja, sehingga dapat menyasar ke daerah sentra produksi bawang merah lainnya.
Langkah ini turut melibatkan Champion Bawang Merah. Ke depannya akan diadakan perjanjian kerja sama antara BUMN pangan dengan Champion Bawang Merah, sehingga komitmen dapat lebih terlaksana dengan baik.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Dian Alex Chandra, mengaku merasakan kepedulian dan kehadiran pemerintah dalam membantu petani.
Alex menilai langkah ini sebagai bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap petani. Alex juga menyanjung upaya Bapanas yang telah memfasilitasi pertemuan dengan berbagai stakeholder, termasuk Bulog dan ID FOOD.
“Kepedulian ini sangat kami apresiasi. Insya Allah lebih banyak yang diserap. Panen yang sangat melimpah ini, disimpan dulu di Bulog dan ID FOOD. Harga bisa terjaga. Kalau ada kekurangan pasokan (di pasar), bisa kita keluarkan,” pungkas Alex.