Dirut Bulog Sebut Bantuan Pangan Berhasil Turunkan Inflasi Beras

0
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi pada Konferensi Pers Keberhasilan Bantuan Pangan Beras Menahan Laju Inflasi di Gedung Bulug Pusat di Jakarta, Kamis (12/1).

 

Bantuan pangan beras yang telah disalurkan pemerintah kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada 2023 berhasil menurunkan inflasi, walaupun belum menurunkan harga.

Demikian disampaikan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi pada Konferensi Pers Keberhasilan Bantuan Pangan Beras Menahan Laju Inflasi di Gedung Bulug Pusat di Jakarta, Kamis (11/1).

“Harus diakui bahwa bantuan pangan dan SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar) belum berhasil menurunkan harga, dia berhasil menurunkan inflasi. Harga berasnya masih relatif tinggi. Jadi, artinya harga beras itu stabil tapi relatif tinggi,” kata Bayu.

Ekonom dan akademisi pertanian Indonesia itu mengatakan, alasan penurunan harga belum terjadi karena produksi padi yang memang menurun pada 2023 dibandingkan 2022.

“Mengapa belum berhasil menurunkan harga karena memang kondisi produksi situasinya masih berat, bahkan berlanjut sampai dengan saat ini,” kata Bayu.

Bayu menjelaskan, sejak bantuan pangan beras tahap pertama digulirkan pada periode Januari hingga Maret 2023, inflasi beras mengalami penurunan dari 2,63 persen Februari 2023. Ini kemudian turun menjadi 0,70 persen pada Maret 2023.

Sedangkan pada bantuan pangan Cadang Beras Pemerintah (CBP) tahap kedua yang disalurkan dari bulan September sampai Desember mampu menjaga laju kenaikan harga beras di akhir tahun yang biasanya naik tinggi.

Hal ini terlihat dari inflasi beras yang menurun cukup signifikan dari 5,61 persen pada September 2023 menjadi 0,43 persen pada Desember 2023.

“Pemenuhan pangan bagi masyarakat berpendapatan program renda melalui bantuan pangan beras ini menjadi kepedulian pemerintah karena berpengaruh langsung dalam kemampuan daya beli masyarakat yang turut mempengaruhi Inflasi,” kata Bayu.

Melihat dampak positif penurunan inflasi tersebut, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan 2024 yang sudah digelontorkan sejak awal tahun 2024. Presiden Jokowi beberapa kali hadir di beberapa darah untuk menyerah langsung bantuan pangan beras ke KPM.

“Setelah tuntas menyalurkan bantuan pangan beras sebanyak 1,5 juta ton pada tahun 2023, kami langsung tancap gas menyalurkan program ini untuk tahun 2024 yang dimulai sejak tanggal 2 Januari 2024,” ujar Bayu.

“Dengan penambahan jumlah keluarga penerima manfaat bantuan pangan beras pada tahun 2024 menjadi 22 juta KPM dari sebelumnya 21,3 juta KPM, jika di asumsikan setiap keluarga rata-rata terdiri empat orang maka sudah 88 juta rakyat Indonesia yang merasakan manfaat dari program bantuan pangan ini,” tambah Bayu.

Penyaluran bantuan pangan beras ini disalurkan merata di seliruh Indonesia tanpa kerkecuali yang dilayani oleh seluruh kantor wilayah dan kantar cabang Bulog dari Aceh sampai melalui pelayanan sari 471 Komplek Pergudangan Milik Bulog.

Melalui kekuatan stok CBP yang dikuasai Bulog per 10 Januari 2024 sebanyak 1,3 juta ton, ditambah dengan sisa beras dalam perjalanan yang sudah berhasil dikontrak oleh Bulog dari penugasan impor beras tahun 2023 sebanyak 500 ribu ton maka jumlahnya sangat kuat program penyaluran ini di samping untuk kebutuhan lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini