Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, mimpi besar Indonesia saat ini bukan lagi swasembada, tetapi menjadi eksportir dan pengendali pangan dunia.
Demikian disampaikan Mentan Amran saat menghadiri bimbingan penyuluh se-Sulawesi Utara di Kabupaten Konawe, Kamis (11/1).
“Aku sudah dua kali jadi menteri berhasil mencapai swasembada. Nah, saat ini target kita bukan lagi swasembada, tapi mimpi besar kita adalah menjadi eksportir dan kita pengendali pangan dunia, sehingga kita diperhitungkan di negara-negara lain,” kata dia.
Untuk itu, dia mendorong para petani di Provinsi Sulawesi Tenggara segera mempercepat masa tanam di Januari 2024. Percepatan tanam harus dilakukan mengingat saat ini semua daerah di Sulawesi Tenggara sudah mulai turun hujan.
“Ini yang kita kejar adalah jangan sampai terjadi kekurangan pangan. Makanya kita kejar produksi dulu dalam hal ini Bapak Presiden sangat mencintai petani sudah menambah pupuk 2,5 juta ton,” kata Mentan Amran.
Petani yang akan menanam lebih dari satu kali, kata menteri kelahiran 27 April 1968 di Bone, Sulawesi Selatan itu akan diberi kuota pupuk yang juga lebih dari satu kali.
Menurut Mentan, persoalan pupuk yang selalu dihadapi petani kini sudah diselesaikan pemerintah dengan menambah anggaran subusidi pupuk sebesar Rp 14 triliun. Kata, dia, tugas petani adalah mempercepat produksi dalam mewujudkan swasembada.
“Untuk masalah pupuk alhamdulillah baru dua bulan saya jadi menteri sudah selesai. Saya sampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden yang sudah memberi bantuan Rp 14 triliun. Insyaallah ke depan pupuk tidak ada masalah,” ujarnya.
Sementara itu, dia juga berharap Perum Bulog sebagai regulasi penyerapan gabah petani dapat membelinya dengan harga yang wajar. Dia meminta petani memasang harga beras di angka Rp 9.900 agar sesuai dengan kebutuhan dan seimbang dengan pengeluaran.
“Kepada Pak Bupati saya mohon untuk menangani pada saat panen raya, Pak. sehingga harga rendah yang terjadi di petani itu tidak terjadi. Dan juga supaya petani tidak rugi maka pasang harga Rp 9.900 beras. Harga tersebut dipasang karena kita tidak ingin turun sampai 8000 7000 seperti dulu. Insyaallah semua berjualan dengan baik,” jelasnya.
Penjabat (Pj) Bupati Konawe, Sulawesi Tenggara, Harmin Ramba menyampaikan terimakasih atas kehadiran Mentan Amran di tengah-tengah petani Konawe yang tengah bersiap melakukan percepatan tanam di bulan Januari 2024.
Sebagai laporan, Harmin mengatakan kehadiran Mentan sedikitnya disambut oleh 5000 peserta yang terdiri dari penyuluh, petani hingga Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Harmin mengatakan, selama ini Konawe memiliki potensi yang cukup besar dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia bagian Timur. Apalagi, kata dia, sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian dan hilirisasi pangan.
“Kami memiliki keyakinan bahwa potensi yang kami miliki dapat berkontribusi besar pada ketahanan pangan nasional, khususnya di Indonesia Timur. Konawe adalah daerah yang memiliki 29 kecamatan dan 291 desa dengan luas wilayah 423.000 dan jumlah penduduk 428 jiwa dengan mata pencaharian 80 persen adalah petani,” katanya.