Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembangan varietas tanaman perkebunan yang tahan hama, punya produktivitas tinggi, dan dapat dikembangkan.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, saat memberikan arahan pada acara Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Tahun 2024 di Surabaya, Rabu (15/4).
“Kita harus mencari dan mengembangkan varietas-varietas unggul baru yang lebih tahan terhadap organisme pengganggu tumbuhan (OPT), dapat berproduksi lebih banyak dan yang paling penting dapat dikembangkan,” ujar Andi Nur.
Andi Nur menjelaskan, kendati sudah banyak jumlah varietas yang telah dilepas, ketersediaan benih saat ini belum sebanding dengan jumlah kebutuhan benih untuk pengembangan maupun peremajaan.
Sebagai informasi, sekitar tahun 1980, Direktorat Jenderal Perkebunan telah melepas varietas unggul sebanyak 633 varietas, baik dalam bentuk varietas, klon, galur, lini murni maupun hibrida. Varietas ini tersebar di 35 komoditas yang menjadi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan.
“Perlu dilakukan evaluasi terhadap varietas-varietas yang telah dilepas tersebut untuk mengetahui pengguna dan penerima manfaat bagi masyarakat atau petani/pekebun, sehingga apabila sudah dianggap tidak layak perlu dilakukan pencabutan keputusan pelepasan varietasnya,” tegas Andi Nur.
Selain itu, kata Andi Nur, perlu dilakukan kaji ulang secara menyeluruh terhadap seluruh aturan yang mengatur tentang perbenihan perkebunan mulai dari pencarian varietas unggul, pelepasan varietas, penetapan kebun induk, produksi benih sampai pemasukan dan pengeluaran benih tanaman perkebunan.
“Jangan setengah-setengah melakukan review ini agar hasilnya bisa maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat petani/pekebun,” kata dia.
Dikatakan Andi Nur, saat ini pihaknya membutuhkan varietas-varietas unggul untuk pengembangan, seperti kebutuhan biji kakao yang sangat tinggi bagi sektor industri membutuhkan pasokan yang besar dan stabil.
“Untuk itu, dibutuhkan varietas kakao yang tahan hama dengan produktivitas yang tinggi, itulah salah satu usulan pelepasan varietas kakao yang diuji dalam sidang pelepasan varietas, begitupun dengan usulan dari komoditas yang lain,” kata Andi Nur.
Andi Nur juga menuturkan, saat ini Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan dapat dilakukan kapan pun saat dibutuhkan, tidak perlu menunggu periode tertentu, sehingga sesuai kebutuhan.
“Yang utama, tujuan untuk menghasilkan benih yang berkualitas dapat tercapai dan harus bisa berkelanjutan, sehingga perlu dilakukan kolaborasi antara para pemilik varietas dengan para produsen benih atau pihak yang akan memproduksi benih, jadi benihnya dapat bernilai secara ekonomi,” imbuh dia.
Dalam Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan kali ini, diusulkan 10 proposal calon varietas yang terdiri dari komoditas kakao, kelapa sawit, kelapa, sagu, dan tembakau. Masing-masing usulan ini memiliki keunggulan dan spesifikasi yang dibutuhkan masyarakat petani/pekebun saat ini.
Pada kesempatan tersebut, Rasidin Azwar sebagai salah satu anggota Tim Pelepasan Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan menyampaikan, dalam sidang ini Tim TPV bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi metode pelepasan varietas dengan tetap memperhatikan kebermanfaatan varietas tersebut bagi masyarakat petani/pekebun.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pengembangan Budi Daya dan Pascapanen Komoditas Pertanian, Andi Muhammad Syakir menyampaikan, perlunya evaluasi terhadap metode pengujian dalam pelepasan varietas.
“Era saat ini dituntut untuk serba cepat, maka dibutuhkan metode serta inovasi baru dalam melakukan pelepasan varietas tanaman. Jadi, kita perlu cepat dengan tetap memperhatikan asas-asas pengujian demi kebermanfaatan bagi masyarakat petani/pekebun,” jelas dia.