
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean mengatakan tidak ingin Indonesia menjadi tempat penampungan komoditas pangan berkualitas rendah, terutama yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan Sahat saat melakukan pemusnahan bawang bombai di fasilitas incinerator milik Balai Uji Terap, Teknik dan Metode Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina Uji Terap) di Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (28/2).
Sahat menegaskan bahwa setiap komoditas impor yang terdeteksi mengandung organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) akan segara dimusnahkan atau dikembalikan ke negara asalnya.
“Teman-teman pelaku usaha, tolong berbisnis dengan baik. Kita tidak ingin barang itu yang datang ke sini itu kualitasnya jelek, kita tidak ingin Indonesia itu menjadi tempat penampungan barang-barang yang tidak baik,” tegas Sahat.
Sahat juga menambahkan, saat ini Barantin telah memiliki laboratorium yang diakui secara internasional dan bahkan telah terakreditasi. Dengan fasilitas tersebut, setiap barang yang masuk ke Indonesia akan diperiksa dengan standar-standar internasional.
“Laboratorium kita itu bukan ecek-ecek, kita periksa dan itu diakui internasional laboratorium kita. Jadi, jangan anggap ini laboratorium kita biasa-biasa saja,” tegas Sahat.
Terkait penolakan bawang bombai ini, Sahat mengatakan pihaknya telah mengirimkan notifikasi ketidak sesuaian melalui dokumen Notification of Non-Compliance (NNC) kepada ke negara eksportir dalam hal ini Belanda.
Selain itu, Barantin juga terus melakukan pengawasan di seluruh wilayah Indonesia untuk memastikan tidak ada barang-barang atau komoditas yang berkualitas rendah masuk ke Tanah Air.
“Seluruh wilayah Indonesia kita cover. Kami juga akan rencana ada pemusunahan di NTT, komoditas yang masuk dari Timor Leste masuk ke Indonesia. Rencana minggu depan akan kita musunahkan juga,” kata Sahat.
Sahat menegaskan, pemusnahan ini dilakukan untuk memastikan bahwa komoditas pangan yang diedarkan ke masayarakat betul-betul aman dan sehat untuk dikonsumsi, terutama selam Ramadan.
“Jadi, teman-teman pelaku usaha, jangan menganggap pemerintah ini terlalu over aksi. Kita hanya memastikan, yang dikonsumsi masyarakat itu adalah yang baik. Apalagi, sekarang ini kita memasuki Ramadan, kita ingin yang dikonsumsi masyarakat adalah barang-barang yang baik,” pungkas dia.
Sementara itu, Pimpinan DPR Komisi IV, Mayjen TNI Purn Sturman Panjaitan mengatakan, tugas Barantin tidaklah mudah untuk mencegah masuk dan tersebarnya penyakit baik penyakit hewan, ikan maupun tumbuhan.
“Kami memahami peran dan fungsi strategis badan karantina Indonesia sebagai garda terdepan untuk melindungi ketahanan dan keamanan pangan nasional melalui pendekatan biosecurity dan pengelolaan risiko biologis atau biosafety,” kata dia.
Sturman mengatakan, Komisi IV mendukung penuh Barantin untuk melakukan tugas dan fungsinya sesuai amanat undang-undang nomor 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
Dia juga meminta Barantin tetap menjaga kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pelayanan kepada masyarakat di bidang karantina terutama di tengah-tengah kebijakan efisiensi anggaran saat ini.
“Sehingga dapat memberikan jaminan kualitas dan keamanan produk pertanian yang dikonsumsi dalam negeri dalam rangka mendukung swasembada pangan,” imbuh dia.