Kementan Kebut Produksi Vaksin Hewan

0
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Agung Suganda meresmikan Gedung Fasilitas Produksi BSL 2 dan BSL 3 di Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Surabaya, Selasa (24/12).

Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mempercepat produksi vaksin hewan, termasuk vaksin penyakit hewan menular strategis (PHMS) meliputi, penyakit mulut dan kuku (PMK), antraks, septicemia epizootica (SE), penyakit jembrana, brucellosis dan avian influenza.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi menghadapi cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi kesehatan hewan.

“Dengan cuaca yang semakin tidak menentu, kami harus memastikan ketersediaan vaksin untuk melindungi ternak dari berbagai penyakit,” kata Agung pada peresmian Gedung Fasilitas Produksi BSL 2 dan BSL 3 di Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Surabaya, Selasa (24/12).

Agung menekankan pentingnya mekanisasi dalam produksi untuk peningkatan kapasitas produksi vaksin unggas dalam menghadapi cuaca ekstrem.

“Mekanisasi produksi vaksin memungkinkan distribusi yang lebih cepat dan merata, terutama ke wilayah yang paling membutuhkan,” tutur pria kelahiran Indramayu pada 25 November 1976.

Lebih lanjut, Agung menyebutkan bahwa ketersediaan dan keterjangkauan vaksin unggus merupakan yang hal yang sangat penting, terutama untuk mendukung program swasembada pangan nasional.

“Dengan vaksinasi yang andal dan dukungan diagnostik lokal, produktivitas peternakan akan meningkat, sehingga Indonesia lebih dekat dengan target swasembada daging sapi dan susu,” tegas Agung.

Diketahui, BBVF Pusvetma Surabaya baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Purnama Laboratory untuk mengembangkan produk diagnostik, termasuk kit diagnostik penyakit hewan dan rapid test kit kebuntingan.

Kepala BBVF Pusvetma Surabaya, Edy Budi Susila, mengatakan bahwa MoU ini membuka jalan untuk inovasi produk kesehatan hewan di dalam negeri. “Kerja sama ini akan mempercepat deteksi penyakit hewan sekaligus meningkatkan efektivitas pengelolaan kesehatan ternak di seluruh Indonesia,” ujar Edy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini