Kementan Percepat Pemasangan 196 Unit Pompa yang Belum Terpasang di Jatim

0
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP), Andi Nur Alam Syah pada rapat optimalisasi pompa dan penambahan areal tanam di Surabaya, Senin 12 Agustus 2024. (Foto: Humas Kementan)

Sebanyak 196 unit pompa dari program pompanisasi yang sedang digalakkan Kementerian Pertanian (Kementan) belum terpasang di Jawa Timur.

Pompa-pompa tersebut tersebar di beberapa kabupaten: Magetan (7 unit), Sidoarjo (10 unit), Tulungagung (29 unit), Pacitan (34 unit), Banyuwangi (91 unit), Trenggalek (8 unit), Situbondo (8 unit), dan Bojonegoro (9 unit).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Andi Nur Alam Syah, yang baru dilantik menggantikan Ali Jamil meminta agar semua pompa ini selesai dipasang sebelum 17 Agustus 2024.

“Sesuai arahan Bapak Menteri untuk mempercepat realisasi program pompanisasi nasional, kali ini kami menggenjot pemasangan pompa di wilayah Jawa Timur sebanyak 196 unit  yang belum terpasang harus selesai dipasang tanggal 17 Agustus 2024,” kata Andi Nur Pada rapat optimalisasi pompa dan penambahan areal tanam di Surabaya, Senin (12/8),

Andi Nur menjelaskan, Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil beras nomor satu nasional.  Menghadapi kemarau panjang, provinsi ini perlu perhatian khusus untuk menjaga produksi dan ketersediaan beras, bahkan mencapai surplus.

Oleh karena itu, Kementan mengalokasikan bantuan pompa sebanyak 4.652 unit untuk disalurkan ke seluruh kabupaten. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan daerah dan memastikan pasokan beras tetap stabil.

“Percepatan realiasasi pemasangan pompa ini kita harapkan ada penambahan luas areal tanam padi sehingga produksi beras Jawa Timur tahun 2024 tetap terjaga bahkan meningkat untuk mendukung persediaan beras nasional,” kata Andi Nur.

Andi Nur menegaskan, pompanisasi adalah langkah konkret pemerintah dalam mengatasi permasalahan petani di Indonesia dan mendukung peningkatan produksi pangan lokal maupun nasional, terutama di tengah perubahan iklim.

“Sesuai perintah Bapak Menteri, pompa ini adalah solusi cepat untuk menangani El Nino. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik dan tidak ada peningkatan luas lahan tanam, pompa ini akan dipindahkan ke daerah pertanian yang lebih membutuhkan,” pungkas Andi Nur.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini