Menko Pangan Dorong Barantin Tingkatkan SDM hingga Sistem Informasi

0
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean mendampingi Menteri Koordinator Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan (Zulhas) memberikan keterangan pers seusai memberikan arahan pada Rapat Kerja Nasional Barantin di Ancol, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2026. (Foto: Barantin)

Menteri Koordinator Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan (Zulhas) mendorong Badan Karantina Indonesia (Barantin) untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung pemerintah mewujudkan swasembada pangan.

Menurut Zulhas, langkah ini sangat penting mengingat Barantin berperan sebagai garda terdepan dalam melindungi lalu lintas hewan, ikan, serta tumbuhan dari serangan penyakit, serta menjaga kesehatan dan keamanan komoditas.

“Saya menekankan betul bahwa Barantin ini adalah garda terdepan untuk melindungi ketahanan pangan kita. Mereka adalah pihak pertama yang memastikan bahwa produk-produk dari luar maupun komoditas lokal yang keluar, tidak membawa ancaman penyakit,” ujar Zulhas dalam Rapat Kerja Nasional Barantin yang digelar di Jakarta, Kamis (16/1).

Selain penguatan SDM, Zulhas juga menekankan pentingnya revitalisasi laboratorium Barantin yang perlu diupgrade agar lebih modern dan tidak ketinggalan zaman, sehingga tidak ada lagi penundaan dalam proses karantina. 

Selain itu, perbaikan sistem teknologi informasi juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan mempermudah koordinasi antar pihak terkait, khususnya dalam mendukung kelancaran perdagangan komoditas.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyontohkan negara lain yang melakukan pengecekan komoditas di negara asal sebelum dikirim menuju negara tujuan sehingga memangkas proses panjang.

“Misalnya Tiongkok akan beli durian dari Thailand. Ngeceknya di Thailand. Sudah dibereskan (di Thailand) jadi sampai sana tidak bermasalah lagi itu kan perlu sistem IT,” pungkas pria kelahiran Lampung ini.

Di tempat yang sama, Kepala Barantin Sahat M. Panggabean mengatakan bahwa Barantin berperan aktif dalam sistem perkarantinaan untuk komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan. Hal ini dilakukan dengan pendekatan biosekuriti dan pengelolaan risiko biologis untuk memperkuat keamanan pangan nasional.

“Penerapan biosekuriti dan biosafety dalam penyelenggaraan karantina adalah serangkaian langkah strategis, prosedur, dan tindakan pengendalian yang bertujuan untuk melindungi kesehatan hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan dari ancaman hama dan penyakit. Tentunya yang dapat berdampak terhadap produksi pangan nasional,” ujar Sahat.

Sahat menjelaskan bahwa upaya ini bertujuan untuk mendorong pertanian, perikanan, kehutanan, dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Selain itu, Barantin memastikan keamanan pangan, nutrisi, dan mata pencaharian untuk mencapai swasembada dan ketahanan pangan. Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo dalam Rakornas, setiap program pemerintah harus merujuk pada tujuan negara yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi seluruh bangsa.

“Terdapat empat fokus Barantin dalam penguatan sumber daya hayati untuk mendukung program prioritas nasional, yaitu: pertama, biosekuriti, keamanan hayati, dan pertahanan hayati; kedua, keanekaragaman hayati; ketiga, deteksi, pencegahan, dan respon terhadap penyakit asal hewan, produk rekayasa genetik, serta penularan resistensi antimikroba dengan pendekatan One Health; dan keempat, ketertelusuran yang berkelanjutan,” tambah Sahat.

Lebih lanjut Sahat menjelaskan biosekuriti melibatkan pengelolaan risiko masuk, keluar, dan penyebaran hama atau penyakit melalui regulasi ketat, inspeksi, dan sistem pengawasan di titik-titik kritis, seperti pelabuhan, bandara, serta kawasan perbatasan. 

Biosafety menekankan perlindungan keamanan terhadap pekerja, lingkungan, dan masyarakat dari potensi bahaya biologis yang timbul dari pengelolaan dan pengendalian organisme atau patogen yang berbahaya. 

“Dalam mendukung swasembada dan keamanan pangan nasional, penerapan keduanya memastikan bahwa produksi pangan tetap berkelanjutan, bebas dari ancaman biologis atau bioterorisme, serta memenuhi standar untuk konsumsi masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi, kesehatan masyarakat, dan ketahanan pangan dalam jangka panjang,” terangnya.

Langkah strategis dalam pertahanan hayati , Barantin melaksanakan sistem pertahanan secara terpadu dan menyeluruh, integratif, dan komprehensif. Hal demikian untuk mencegah senjata biologis (bioterorisme) atau ancaman biologis yang digunakan dapat memunculkan pandemi penyakit menular.

“Penguatan sistem biodefence ini Barantin akan menjalin kerja sama dengan kementerian lembaga lain, seperti BIN (Badan Intelijen Negara) dan Unhan (Universitas Pertahanan). Tahun ini, Perlu dibentuk mental jiwa bela negara, termasuk seluruh pegawai,” ucap Kepala Barantin.  

Selain itu, untuk meningkatkan kompetensi SDM Karantina dalam keamanan nasional, Barantin akan bekerja sama dengan Unhan dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN). Peran dan dukungan dari para pemangku kepentingan ini sangat penting untuk mewujudkan keamanan pangan nasional. 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini