
Kementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) mempercepat swasembada pangan.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, kerja sama Dikti Saintek dan Kementan merupakan aksi nyata dari hasil pembekalan kegiatan retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.
“Kita harus kolaborasi antara sektor dan Bapak Menteri Dikti Saintek luar biasa. Nanti kita akan menghasilkan bahkan ada 5 dihasilkan MoU hari ini dari perguruan tinggi,” kata Amran di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Selasa (29/10).
Lima perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Syiah Kuala University.
Kampus-kampus ini yang akan menyediakan inovasi dan teknologi baru, seperti benih untuk mempercepat target swasembada pangan.
“Kita kontrak benih unggul, bibit unggul dengan teman-teman dari perguruan tinggi. Karena kita butuh inovasi baru,” kata Amran.
Salah satu contohnya adalah benih padi IPB yaitu IPB3S yang produktivitasnya 13 ton. Kemudian dari Unhas ada benih jagung yang produktivitasnya 10 ton per hektare.
“Ini luar biasa untuk sektor pertanian. Kita butuh teknologi baru dari kampus yang ada di seluruh Indonesia. Jangan kita tergantung pada negara lain,” kata Amran.
Sementara itu, Menteri Dikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan, pertemuan dengan Mentan hari ini adalah amanah dari Presiden Prabowo untuk berkolaborasi mewujudkan swasembada.
Satryo mengatakan, program swasembada yang dijalankan Kementan ini melibatkan puluhan perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ahli bidang pertanian.
“Ini supaya target swasembada pangan bisa tercapai dengan memanfaatkan perkembangan teknologi inovasi di bidang pertanian yang ditangani oleh teman-teman para peneliti yang ada di perguruan tinggi,” kata Satryo.
Dia menambahkan, Kementerian Dikti Saintek mendukung upaya ini dengan memberikan kebijakan kepada tiap perguruan tinggi  untuk bisa menjalankan amanah yang diberikan oleh Mentan.
“Kami sampaikan kepada para peneliti yang ahli-ahli itu, silakan bantu pemerintah dalam swasembada pangan. Gunakanlah ilmu yang dikembangkan untuk kemajuan pertanian di Indonesia,” ujar dia.
Satryo juga memberikan keleluasaan dosen dan mahasiswa untuk melakukan program-program yang mendukung swasembada pangan.
“Jadi, berkarir dosennya sebagai dosen dan bidang yang ditekuni adalah bidang pertanian,” tutur Satryo.
Di samping itu, Satryo juga mendorong mahasiswa untuk ikut program pertanian milenial. Dia memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk memilih apa yang mau dikerjakan.
“Mau dia di lapangan berapa lama yang penting apa yang dikerjakan itu memenuhi untuk dia akhirnya lulus sebagai seorang sarjana pertanian,” ujar Satryo.
“Dan kami disini mencoba untuk membuktikan bahwa  kita kerjasama saling melengkapi insyaallah suasemada pangan yang diharapkan Presiden itu dapat terwujud,” sambungnya.