Patut diacungi jempol, produk pangan berbasis kelapa sawit makin menjamur. Terbaru, mie instan dengan kandungan minyak sawit merah yang aman dan menyehatkan siap beredar di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Suhendrik, Wakil Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) di Bogor, baru-baru ini. Menurutnya, mie instan ini merupakan produk pangan terbaru setelah sebelumnya sukses dengan inovasi gula merah dari batang kelapa sawit dan dodol dari buah sawit.
“Ide pembuatan mie instan ini karena adanya tren makanan kesehatan. Produk kami tidak menggunakan pewarna dan MSG sehingga higienis serta aman. Tujuannya agar bisa masyarakat yang biasa mengkonsumsi mie instan mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi,” kata Suhendrik.
Perlu diingat bahwa minyak sawit merah kaya akan gizi dan baik untuk kesehatan. Minyak sawit merah mempunyai kandungan vitamin A dan E yang sangat tinggi. Tidak hanya itu, minyak sawit juga mengandung antioksidan tinggi yang dapat membantu pencegahan penyakit kanker, peningkatan daya tahan tubuh, dan mengurangi penuaan dini.
“Manfaat minyak sawit merah bagi kesehatan tubuh di antaranya dapat meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan kesehatan otak, serta mendukung kesehatan mata. Selain bebas pengawet, minyak sawit merah dalam bumbu mi instan memiliki kandungan alfa karoten, beta karoten, dan likopen yang sangat tinggi,” papar Suhendrik.
Dalam proses pengolahannya, Suhendrik menjelaskan, bahan baku pembuatan mie instan ini, di antaranya tepung terigu, tepung singkong, sayur dan buah, minyak sawit merah, dan jamur.
Menurut Suhendrik, mie instan ini tidak menggunakan telur pengenyal, pewarna, dan penguat rasa MSG dan diproduksi secara higienis dengan dikeringkan menggunakan oven sehingga aman dikonsumsi dan baik bagi kesehatan.
Lebih lanjut Suhendrik mengatakan, proses pembuatan mie instan ini bekerja sama dengan pihak ketiga. Kendati demikian, Covid-19 yang masih masif terjadi di Indonesia berdampak pula pada operasional perusahaan.
“Kendala yang kami hadapi antara keterbatasan permodalan (biaya promosi, pembelian alat produksi, dan bahan baku). Lalu, perizinan yang membutuhkan waktu yang lama dan biaya besar,” ungkap Suhendrik.
Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) Darmono Taniwiryono mengatakan pemanfaatan CPO telah dilakukan ribuan tahun di negara Afrika Barat. Kandungan nutrisi dikonsumsi masyarakatnya melalui minyak sawit merah murni pada setiap hidangan.
“Intinya orang Afrika gunakan minyak sawit merah murni ini apa adanya seperti herbal sudah 5 ribu tahun lalu. Peninggalan Mesir kuno menunjukan ada sawit merah di makamnya, berarti ini sangat bernilai tinggi,” ungkapnya.
Namun demikian, olahan minyak sawit dengan kaya nutrisi belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Padahal, kandungan gizi didalamnya tak akan mengubah rasa makanan saat proses pemasakan.
“Mie instan saja bisa bernilai gizi tinggi hanya dengan menuangkan satu sendok makan minyak sawit merah murni,” tutur Direktur Utama PT Nutri Palma Nabati ini.
Direktur Southeast Asian Food and Agriculture Science and Technology (SEAFAST) Center Institut Pertanian Bogor (IPB) Nuri Andarwulan menuturkan minyak sawit sebagai pada minyak goreng kemasan mengandung hampir 50 persen asam lemak tidak jenuh. Selain itu, terdapat pula kandungan omega 9 yang berfungsi untuk membangun dinding sel dan membran sel tubuh.
“Sawit sebanding dengan minyak nabati lainnya. Sawit punya karakteristik kimia pada lemak esensial yang sangat dibutuhkan tubuh,” paparnya.
Menurut Nuri, susu formula juga mengandung campuran spesifik lemak nabati yang berasal dari minyak sawit. Nutrisi ini komponen utama dalam meniru kandungan asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tak jenuh rantai tunggal (MFA), dan asam lemak tak jenuh rantai jamak (PUFA) pada air susu ibu.
“Banyak orang tidak tahu kandungan di susu formula berasal dari minyak sawit, itu sebabnya negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat menekan komoditas sawit,” ujarnya.
Minyak Kelapa Sawit mengandung kandungan karoten (Vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (Vitamin E) yang sangat tinggi sebagai zat antioksidan. Dibandingkan minyak kedelai sekalipun, kandungan tokotrienol CPO bisa dua kali lebih banyak.
“Sawit itu istimewa, mengandung tokoferol tinggi dan punya sumber vitamin A dan E luar biasa. Kemudian kandungan fitosterol yang juga komponen bioaktif yang baik,” pungkasnya.