Pemerintah berkomitmen meningkatkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan fokus pada produksi beras dalam negeri dan menjaga kestabilan pasokan pangan.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) strategis antara Perum Bulog dan Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (PERPADI) di Jakarta, Rabu, (31/7)
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, yang turut menyaksikan penandatanganan tersebut, menyampaikan apresiasinya kepada Bulog. Menurutnya, ini adalah langkah transformasi perusahaan yang sangat signifikan dan mengesankan.
“Ini luar biasa, bagian dari transformasi Bulog. Jadi transformasinya yang sangat luar biasa. Kalau pesan dari Bapak Presiden Joko Widodo itu, MoU ini bukan hal yang sederhana. Setelah ini harus ada driving execution,” kata Arief saat memberikan sambutannya.
Driving execution’ berhubungan langsung dengan target tambahan serapan beras dalam negeri yang telah ditugaskan Bapanas kepada Bulog, yakni sebesar 600 ribu ton.
Pencapaian target ini memerlukan kerjasama dari seluruh pihak, dari Aceh hingga Papua, terutama bersama PERPADI. “Jadi dengan ini diharapkan bisa menjaga stabilitas beras kita,” lanjutnya.
Penugasan tambahan pengadaan CBP dalam negeri ke Bulog sebesar 600 ribu ton diperlukan untuk menopang kebutuhan beras program intervensi pemerintah, antara lain kelanjutan program bantuan pangan beras di Agustus, Oktober, dan Desember yang memerlukan 662 ribu ton.
Kemudian penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga akhir tahun perlu sekitar 500 ribu ton. Di samping itu, target stok beras di akhir 2024 minimal Bulog ada 1,2 juta ton.
“Kita harus bersiap sampai dengan akhir tahun dan juga untuk Januari dan Februari nanti. Jadi kita eksekusi bersama-sama. Kita ingin semuanya ada skema yang baik dan ada transfer stok dari 2024 ke 2025 yang cukup, sampai panen berikutnya. Kalau lagi panen yang banyak, simpan. Nanti pas paceklik, guyur. Ilmunya sederhana tapi perlu banyak dukungan,” urai Arief.
Terkait realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog hingga 30 Juli telah mencapai 770,6 ribu ton. Capaian penyerapan beras dalam negeri di paruh pertama tahun ini bergerak cukup positif dan signifikan, jika dibandingkan dengan total penyerapan setahun penuh di 2023 yang sejumlah 1,06 juta ton.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang turut hadir menyaksikan MoU ini mengatakan PERPADI itu adalah mitra pemerintah.
“Ini adalah wujud sinyal simbol komitmen bahwa pangan adalah penting. Teori yang kita percaya sekarang ini adalah caranya supaya panen banyak, maka lahan untuk panennya harus lebih banyak,” ujar Wamentan.
“Saya sampaikan bahwa kawan-kawan PERPADI ini adalah mitra pemerintah, tidak boleh main-main. Maksudnya bagaimana? Maksudnya di kala mereka sulit kita bantu, tapi di saat pemerintah butuh bantuan, ya harus (ada). Pertanian ini hulu sampai hilir, harus kompak,” sambungnya.
Sudaryono memohon kepada Bulog, yang memiliki jaringan luas, dapat memenuhi target serapan beras dalam negeri dengan jumlah yang signifikan.
“(Lalu saya) mohon kepada bulog yang jaringannya ada di mana-mana, kami mohon betul-betul, (penyerapan dalam negeri) jangan nambah seribu ton. (Kalau bisa) 1 juta ton, minimal 600 ribu ton,” tutup Sudaryono.
Untuk diketahui, MoU yang ditandatangani hari ini oleh Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dan Ketua Umum PERPADI, Sutarto Alimoeso, mencakup berbagai aspek kerja sama.
Ini meliputi penguatan CBP, pengadaan gabah dan beras dari petani, serta penyaluran dan penjualan beras dan pangan lainnya.
Selain itu, MoU ini juga mencakup pemanfaatan infrastruktur pengolahan, kemitraan dalam budi daya pertanian melalui Mitra Tani, dan kampanye bersama untuk mendorong keterlibatan petani muda.