Ratusan Sapi dari Australia ke Indonesia Mati Diduga Karena Botulisme

0

 

Sebanyak 100 ekor sapi yang tengah dalam perjalanan dari Australia ke Indonesia tewas di atas kapal. Kematian ini merupakan yang tertinggi yang pernah dilaporkan pada pengiriman sapi Australia.

Dikutip dari ABC, Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Australia telah mengonfirmasi sejumlah kematian sapi yang dilaporkan ke regulator pada akhir pekan.

Seorang juru bicara departemen tidak mengkonfirmasi jumlah pastinya, tetapi mengatakan tidak ada indikasi penyakit hewan eksotik, seperti penyakit mulut dan kuku atau penyakit kulit menggumpal pada kematian tersebut.

Departemen tersebut mengatakan sedang menyelidiki kematian sapi yang diangkut oleh kapal Brahman Express.

Berdasarkan peraturan Australia, eksportir harus memberitahu pemerintah jika tingkat kematian yang diekpor lebih besar dari 0,5 persen atau tiga ekor sapi, dalam waktu 12 jam.

“Kami telah diberitahu oleh eksportir komersial mengenai insiden yang melibatkan kematian ternak di kapal ekspor hidup yang mengekspor ke Indonesia,” kata juru bicara tersebut. “Australia tetap bebas dari penyakit hewan eksotik seperti Penyakit Kulit Lumpy dan Penyakit Mulut dan Kuku.”

Ternak tersebut kemungkinan besar dikirim dari Darwin dan telah dinyatakan layak untuk dibawa oleh dokter hewan pemerintah ketika dimuat ke dalam kapal.

Industri Menduga Botulisme Penyebab Kematian

Kelompok industri Dewan Eksportir Ternak Australia menyatakan botulisme, penyakit langka yang menyebar melalui bakteri, bisa menjadi penyebab kematian ternak.

“Asumsi awal adalah bahwa ini adalah kasus botulisme, dimana hewan yang terkena dampak berasal dari satu properti,” kata kepala eksekutif ALEC, Mark Harvey-Sutton.

Harvey-Sutton membenarkan pengiriman ternak tersebut telah dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 24 Maret.

“Tampaknya ada beberapa keadaan luar biasa yang menyebabkan peristiwa ini terjadi. Dan tentu saja, kita perlu memahami mengapa hal itu terjadi,” kata dia.

“Eksporlah yang melaporkan sendiri hal ini. Mereka sudah sangat jelas dan transparan mengenai masalah ini selama ini, dan mereka bekerja sangat erat dengan Departemen Pertanian,” sambung dia.

Dia yakin ternak tersebut berasal dari sebuah properti di Northern Territory.

“Australia yakin bahwa tidak ada bukti adanya penyakit eksotik dan Status Kesehatan Hewan kami tetap tidak beruba. Indonesia adalah mitra dagang Australia yang paling penting untuk ternak hidup dan penting bagi kami untuk bekerja sama secara erat dan transparan dengan mereka saat kami berupaya mengatasi masalah ini,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini