Wamentan Ajak Jepang Investasi dan Transfer Teknologi Pertanian ke Indonesia

0
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono melanjutkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Perluasan Areal Tanam (PAT) di wilayah Jawa Barat dengan menghadiri rapat koordinasi PAT, Pompanisasi dan Pembinaan Penyuluh di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, Selasa, 7 Agustus 2024. (Foto; Humas Kementan)

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak Jepang untuk berinvestasi di Indonesia dan memperkuat kerja sama di sektor pertanian, termasuk perdagangan, pelatihan, dan teknologi pertanian.

Dia menyampaikan potensi Indonesia sebagai negara tropis dalam memproduksi berbagai komoditas pertanian. Dia berharap adanya transfer teknologi dari Jepang agar produk hortikultura Indonesia dapat memenuhi standar kualitas internasional.

“Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang baik sudah lama. Dan tentu saja, kita ingin lebih diperluas lagi di sektor pertanian, apakah itu ekspor-impor, transfer of technology, training, dan seterusnya,” kata Sudaryono saat melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Yoichi Watanabe di Tokyo, Selasa (15/10).

Selain itu, Sudaryono menyatakan fokus utama Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto ialah ketahanan pangan. Dia menekankan, pencapaian ketahanan pangan memerlukan pendekatan modern melalui mekanisasi, peningkatan sumber daya manusia, serta penerapan teknologi canggih.

Lebih jauh, Sudaryono menjelaskan, salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional itu melalui program cetak sawah baru 3 juta hektar. Rencana tersebut akan dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada tanpa melakukan deforestasi.

“Proyek ini sudah dimulai, dan kami ingin menekankan bahwa pencetakan sawah tidak akan melibatkan deforestasi. Kami akan memanfaatkan lahan yang ada, termasuk lahan rawa, dengan sistem irigasi yang tepat,” kata dia.

Sudaryono mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kerjasama dengan Jepang, khususnya dalam bidang pertanian. Dia berharap banyak petani Indonesia dapat mengikuti pelatihan di Jepang, serta mengadopsi teknologi pertanian terbaru dari negara tersebut.

“Kami ingin Jepang berpartisipasi dalam proyek cetak sawah ini,” tutur Sudaryono.

Sudaryono juga menyampaikan bahwa program makanan bergizi bagi anak-anak sekolah, yang direncanakan mulai pada tahun 2025, akan menjangkau sekitar 83 juta siswa.

Menurutnya, Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto berencana menyediakan makanan bergizi secara gratis, sementara untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging, Indonesia membuka peluang bagi sektor swasta untuk mengimpor sapi hidup.

Ia mengungkapkan sudah ada 46 perusahaan dari dalam dan luar negeri yang berkomitmen untuk mendatangkan 1,3 juta ekor sapi.

“Pemerintah akan memberikan dukungan dalam hal perizinan dan menyiapkan lahan seluas satu juta hektar untuk memelihara sapi. Kami juga berharap ada keterlibatan dari Jepang dalam program ini,” tambah dia.

Selama melakukan kunjugan kerja di Jepang, Wamentan Sudaryono terlebih dulu menghadiri diskusi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Tokyo yang bertajuk Prioritas Pembangunan Pertanian di Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Selain itu,  Sudaryono juga turut menghadiri dialog terkait kebijakan dan inisiatif untuk sektor pertanian, serta kerjasama internasional dengan Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Tokyo, Jepang.

Dalam kesempatan tersebut,  Sudaryono menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia untuk memperkuat pengembangan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang modern. Tak hanya itu, dia juga mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian nasional di pasar Jepang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini