Wamentan: Penyuluh Pertanian Dilarang Sakit dan Tidur

0
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono atau Mas Dar membuka Koordinasi Nasional Penyuluh Pertanian dalam rangka percepatan swasembada pangan nasional di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kanpus Kementan), Jakarta, Sabtu 26 April 2025. Dok: Ist

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengatakan, penyuluh pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan program-program strategis Kementerian Pertanian (Kementan), termasuk upaya pencapaian swasembada beras.

Mas Dar, sapaan Sudaryono bahkan melontarkan, saking pentingnya peran tersebut, para penyuluh pertanian dilarang sakit dan tidur.

“Nanti edarannya ada. Dilarang sakit dan dilarang tidur, karena memang saking pentingnya peran anda semua ya,” kata Mas Dar saat membuka Koordinasi Nasional (Kornas) Penyuluh Pertanian Se- Indonesia di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Sabtu (26/4).

Karena itu, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2025, posisi penyuluh pertanian kini berada langsung di bawah arahan Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai ujung tombak percepatan swasembada pangan.

“Sesuai dengan Inpres yang saya kira Anda semuanya sudah juga mengerti, bahwa penyuluh pertanian yang tadinya menjadi anak buahnya Bupati dan Gubernur, saat ini menjadi anak buahnya Menteri Pertanian,” kata Mas Dar.

Karena sudah berada di bawah komando Kementan, Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) penyuluh juga akan dinaikkan. Namun, seiring dengan kenaikan tersebut, Mas Dar mengingatkan, tugas dan tanggung jawab penyuluh juga akan semakin berat.

“Ini senang atau tidak senang? Senangnya karena TPP-nya naik. Tapi saya punya prinsip, Bapak-Ibu semua, kalau RP (Tunjangan Penghasilan) naik, maka PR-nya (tugas) juga naik. Nah, begitu ya,” ujar Mas Dar.

“Oleh karena itu, karena PR Anda semuanya naik, hari ini kita semua dikumpulkan, diikrarkan, dengan 5.000 orang hadir di sini dan sisanya hadir secara virtual, ini untuk menjadi pemahaman kita bersama,” sambung dia.

Salah satu tugas penyuluh adalah mendukung tercapainya target Presiden Prabowo Subianto pada tahun 2025, yaitu menjadikan Indonesia tidak lagi mengimpor beras, jagung, garam konsumsi, maupun gula konsumsi.

Saat ini, pemerintah meningkatkan alokasi pupuk subsidi 100 persen, menaikkan harga pembelian gabah petani menjadi Rp 6.500 per kilogram, dan menugaskan Bulog untuk tidak menyerap beras, melainkan gabah.

“Kenapa Bulog diminta membeli gabah, bukan beras? Karena kalau Bulog membeli beras, maka yang ditemui adalah pengepul. Tapi kalau membeli gabah, Bulog langsung bertemu dengan petani,” jelas Mas Dar.

Berkat dukungan kebijakan yang pro terhadap rakyat dan pengawalan intensif yang dilakukan oleh penyuluh, serapan Bulog sampai hari ini telah naik 2.000 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ini adalah prestasi Bulog, tetapi jangan salah, jika tanpa Bapak-Ibu semua yang berada di ujung tombak perjuangan ini, belum tentu kita bisa mencapainya. Karena penyuluh pertanian adalah ujung tombak—dan kadang-kadang ujung tombok,” kata Mas Dar.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya peran penyuluh dalam mencapai swasembada pangan. Menurut dia, penyuluh memiliki peran yang sangat vital dalam memastikan kesuksesan program tersebut.

Untuk itu, melalui Kornas Penyuluh Pertanian se-Indonesia, dilakukan penguatan komitmen agar semua penyuluh bergerak dengan satu tujuan dan satu arahan. Ini penting untuk mempercepat program Luas Tambah Tanam (LTT), meningkatkan indeks pertanaman, dan meningkatkan produktivitas pertanian.

“Tujuan tersebut harus menjadi acuan dalam pergerakan di lapangan terutama dalam mendampingi petani untuk mewujudkan swasembada pangan dan menjadi semakin sejahtera,” jelas Santi.

Adapun peserta Kornas Penyuluh Pertanian se-Indonesia yang hadir langsung di Kementan berjumlah 5.000 penyuluh yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Selain itu, acara ini juga diikuti oleh 28.000 orang melalui YouTube, serta 4.000 penyuluh yang bergabung secara online melalui Zoom, baik dari Kementan maupun dari setiap Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang tersebar di seluruh Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini