Wamentan Sudaryono Soroti Tantangan Akses Informasi Riset bagi Petani Muda

0
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono melakukan kunjungan ke Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar (BRMP-TRI) di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 9 Mei 2025. Dok: Supianto/Majalah Hortus

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menekankan pentingnya menjembatani hasil riset pertanian dengan dunia usaha, khususnya untuk generasi muda.

Demikian disampaikan dalam kunjungannya ke Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar (BRMP-TRI) di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/5), 

Sudaryono menyampaikan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki 64 balai penelitian yang mencakup berbagai bidang, mulai dari pembibitan, perbenihan, pascapengolahan panen, inseminasi buatan, vaksinasi, hingga pengolahan susu.

“Jadi, ini satu hal yang memang negara kita keren dari sisi fasilitasnya ada tenaga yang mengsi balai dan penelitiannya itu juga tenaga yang bagus, terlatih, terdidik, dan baik,” kata Wamentan Sudaryono.

Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah belum optimalnya pemanfaatan hasil riset oleh masyarakat luas, terutama oleh kalangan muda yang tertarik masuk ke sektor pertanian. Sudaryono menyoroti fenomena maraknya penggunaan media sosial sebagai sumber informasi pertanian, tanpa landasan riset yang valid.

“Anak muda kita punya keinginan untuk menggeluti dunia usaha di bidang pertanian, tapi modalnya hanya dari TikTok, YouTube, atau media sosial. Mereka ikuti tutorial bikin pakan, investasi, tapi gagal karena tidak berdasarkan bukti ilmiah,” ujar dia.

Karena itu, Sudaryono menekankan pentingnya menghadirkan riset yang lebih aplikatif dan mudah diakses oleh masyarakat. Menurutnya, diperlukan modul-modul, petunjuk teknis, dan petunjuk pelaksanaan yang praktis agar masyarakat bisa langsung meniru dan mengaplikasikan teknologi dan metode yang telah terbukti berhasil.

Dia menambahkan, Kementan telah bekerja sama dengan institusi pendidikan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memastikan bahwa hasil riset bisa langsung diterapkan di lapangan.

“Kami ingin bagaimana mendekatkan penemuan modeling dari bisnis pengolahan maupun bisnis budidaya dari agrikultur kita atau pertanian kita itu bisa dicontoh, ditiru, dikopi, langsung diaplikasikan sama masyarakat itu yang saya kira PR paling besar kita,” ujar Wamentan Sudaryono.

Sudaryono mengatakan, beragam hasil penelitian pertanian telah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian, mulai dari komoditas kelapa, cokelat, hingga biomassa. Seluruhnya tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendorong praktik pertanian berbasis ilmu.

Namun, tantangan utama yang kini dihadapi adalah bagaimana membungkus seluruh hasil riset tersebut dalam format yang mudah dipahami dan diterapkan, seperti modul, petunjuk pelaksanaan (juklak), dan petunjuk teknis (juknis), agar masyarakat dapat langsung mengikutinya secara praktis.

Kementan juga telah menyiapkan layanan penyuluhan pertanian di berbagai daerah untuk mendampingi petani dan calon pelaku usaha pertanian.

“Jadi ini intinya sebetulnya fasilitas yang disiapkan oleh negara ada hanya kita mesti mikirkan bagaimana orang yang mau itu bisa mendapatkan akses informasi yang tepat, yang sesuai kira-kira gitu,” imbuh dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini