Bapanas Fasilitasi Distribusi Kedelai Petani ke Pelaku Usaha

0
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi saat meninjau Modern Rice Milling Plant (MRMP) Bulog di Karawang, Jawa Barat, Minggu (28/4).

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberikan bantuan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) untuk menghubungkan petani kedelai dengan pelaku usaha. Tujuan dari program ini adalah menjaga kestabilan pasokan dan harga kedelai di tingkat petani.

Sebanyak 10 ton kedelai biji kering dari petani Kabupaten Pati, Jawa Tengah telah didistribusikan kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe (KOPTI) Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya juga telah didistribusikan 10 ton ke KOPTI Rumah Tempe Indonesia di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan aksi ini dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga kedelai petani pada musim panen raya kedelai di Agustus–September 2024. FDP diberikan kepada para mitra seperti KOPTI, pengrajin tempe dan tahu, serta pelaku usaha lainnya.

“Kami sudah koordinasikan dengan GAKOPTINDO, KOPTI, pelaku usaha kedelai serta para importir untuk turut menyerap hasil panen petani dengan harga yang wajar,” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (11/9).

Pada puncak panen raya di awal bulan September harga kedelai di tingkat petani Jawa Tengah sempat menyentuh angka Rp 8.500-8.700 per kg. Jauh dari harga pada tahun sebelumnya yang menyentuh Rp 10.000-10.500 per kg. Kondisi tersebut bisa berdampak pada demotivasi petani menanam kedelai pada periode selanjutnya.

Diketahui dari data Panel Harga Pangan per tanggal 9 September 2024 harga rata-rata nasional kedelai biji kering di tingkat produsen sebesar Rp 10.030 per kg, lebih rendah 6,91 persen dibandingkan Harga Acuan Pembelian (HAP) tingkat produsen.

Rata-rata harga tertinggi berada di Provinsi Jambi (Rp 11.500 per kg) dan terendah berada di Provinsi Banten (Rp 9.000 per kg). Adapun produksi kedelai nasional tahun 2024 diperkirakan mencapai 150 ribu ton.

“Sampai hari ini beberapa pelaku usaha kedelai komitmen akan membantu menyerap kedelai petani, antara lain KOPTI Bogor siap menyerap 30 ton, KOPTI Bandung 10 ton, Pemprov Jateng 16,4 ton, PT FKS 10 ton, PT GCU 10 ton, dan pengrajin tempe di Kabupaten Klaten 10 ton,” kata Arief.

Arief yakin jika KOPTI, PT FKS, dan PT GCU terus menyerap kembali, pasokan di hulu akan kembali lancar, pemasaran terjamin, dan sedulur petani akan tetap semangat menanam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini