Barantin Sertifikasi 261 Ton Produk Sulsel untuk Ekspor ke 29 Negara

0
Sekretaris Utama Badan Karantina Indonesia (Barantin), Shahandra Hanitiyo dan Pj Gubernur Sulsel Zudan Arif Fakrulloh melakukan pelepasan ekspor produk Sulawesi Selatan ke berbagai negara, Selasa 10 Desember 2024. (Foto: Humas Barantin/Majalah Hortus)

Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Selatan (Sulsel) telah menyertifikasi 26,1 ton berbagai produk ikan dan tumbuhan yang siap diekspor ke 29 negara. Sertifikasi ini memastikan kualitas dan keamanan produk telah memenuhi standar internasional.

Saat melepas kontainer yang akan diekspor di Makassar, Sekretaris Utama Badan Karantina Indonesia (Barantin), Shahandra Hanitiyo menjelaskan, sertifikasi tersebut merupakan jaminan negara terhadap kualitas dan keamanan produk yang diekspor.

“Ini sebagai tanggung jawab negara, jaminan kita, serta perlindungan terhadap produk yang kita ekspor, sehingga perlu dijaga kualitas layanannya. Kita menjamin jangan sampai produk yang kita ekspor ini sampai ditolak atau bermasalah di negara tujuan,” jelas dia.

Proses sertifikasi karantina ekspor, lanjut dia, bertujuan memastikan produk yang akan diekspor memenuhi persyaratan karantina dari negara tujuan. Persyaratan tersebut kadang kala aspek Sanitary and Phytosanitary (SPS) atau kesepakatan SPS antarnegara.

Kesepakatan tersebut adalah persyaratan karantina yang harus dipenuhi Indonesia saat akan mengekspor produknya ke suatu negara. Untuk itu, Barantin terus berupaya memfasilitasi dan mendorong pemenuhan persyaratan ini, guna meningkatkan nilai ekonomi dan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

“Kita, Indonesia melalui Badan Karantina Indonesia, terus berkomunikasi dengan berbagai negara, agar produk kita dapat masuk ke negara tujuan, sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama, inilah yang kita lakukan,” ungkap Shahandra.

Pada kesempatan yang sama, Shahandra mengungkapkan, selain terus mengembangkan layanan digital, Kepala Badan Karantina, Sahat M. Panggabean, juga aktif mendorong terciptanya layanan karantina yang lebih kolaboratif antara kementerian, lembaga pemerintah, dan otoritas karantina di luar negeri.

Langkah ini tidak hanya mempermudah masyarakat, tetapi juga meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan secara keseluruhan.

Layanan digital Barantin, yaitu Best Trust, saat ini telah digunakan oleh lebih dari 18 ribu pengguna dan terhubung dengan berbagai kementerian serta lembaga terkait, seperti Kementerian Keuangan untuk urusan pajak dan Bea Cukai, LNSW, dan BSSN.

Layanan ini juga terkoneksi dengan otoritas karantina di luar negeri seperti Belanda, Australia, Selandia Baru, Chile, Norwegia, dan negara lainnya.

“Kami telah menerapkan sistem pre-border melalui prior notice dan menyediakan layanan paperless untuk semakin mempermudah proses ekspor-impor,” pungkas Shahandra.

Lebih lanjut, Kepala Karantina Sulawesi Selatan, Sitti Chadijah, yang turut mendampingi acara tersebut, menjelaskan bahwa ekspor yang bernilai sekitar Rp 1 triliun tersebut mencakup 26 komoditas unggulan dari Sulawesi.

Beberapa di antaranya adalah agar-agar, kakao, kopi, buah pala, cabe merah, carragenan, cengkeh, kakao cair, kopra, cumi-cumi, daging kepiting, kepiting hidup, damar, dedak gandum, gurita, olahan ikan, ikan terbang, kancing kerang, olahan kayu, kerang darah, berbagai produk mete, minyak nilam, pinus, rumput laut, seaweed chopped, talas beku, telur ikan terbang, serta udang segar dan olahannya.

Komoditas-komoditas tersebut diekspor ke berbagai negara tujuan, termasuk China, Malaysia, Nigeria, Rusia, Hong Kong, dan Vietnam.

Sementara itu, Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Zudan Arif Fakrulloh menegaskan, peningkatan ekspor tidak hanya mendatangkan keuntungan dari produk yang diekspor, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat secara luas.

Menurutnya, ekspor ini membuka peluang bagi berbagai sektor, mulai dari pekerja, petani, nelayan, peternak, hingga pelaku transportasi.

“Dengan kerja sama yang solid, upaya ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulsel, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas,” pungkas dia.

Selain kegiatan pelepasan ekspor acara tersebut juga menghadirkan pameran produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berorientasi ekspor dari Sulawesi Selatan sebanyak 35 pelaku usaha, serta sosialisasi peraturan perundang-undangan karantina.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Gubernur se-Sulawesi, Ketua DPRD Provinsi Sulsel, Forkopimda Provinsi Sulsel, serta Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar. Selain itu, hadir pula Kepala Kantor Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Selatan, Regional Head 4 PT. Pelindo (Persero) Makassar, dan Terminal Head Petikemas New Makassar.

Tak ketinggalan, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Sultan Hasanuddin, General Manager PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar, serta pimpinan BUMN dan BUMD. Rektor universitas di Makassar, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah se-Sulawesi, dan pelaku usaha ekspor juga turut meramaikan acara ini, mencerminkan sinergi antar berbagai sektor dalam mendukung perkembangan ekspor di Sulawesi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini