Indonesia–EAEU FTA Capai Kemajuan Signifikan dalam Perundingan Terakhir

0
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan RI, Johni Martha. (Foto: Humas Kemendag)

Perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia–EAEU FTA, atau IEAEU–FTA) mencapai tonggak bersejarah pada putaran ke-5 yang berlangsung di Malang, Jawa Timur, dari 22 hingga 24 Juli 2024.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan RI, Johni Martha, mengatakan tim perunding kedua negara berhasil menyepakati tujuh isu runding yang dibahas pada putaran ini.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada kedua Tim Perunding. Dalam 15 bulan, kita telah berhasil mencapai kesepakatan substansial di berbagai isu runding,” ujar Johni, dikutip dalam keterangan resminya, Jumat (26/7).

Kesepakatan ini menandai pencapaian penting, dengan 11 isu runding yang telah diselesaikan. Johni menambahkan bahwa perjanjian IEAEU-FTA ini akan menjadi pencapaian pertama Indonesia dengan mitra dari kawasan Eurasia.

Putaran ke-5 ini merupakan putaran penuh terakhir dalam perundingan, dengan fokus berikutnya pada penyelesaian isu tersisa. Johni memimpin delegasi Indonesia, sedangkan Kira Danilcheva memimpin delegasi EAEU.

Sejak perundingan diluncurkan pada 5 Desember 2022, Indonesia dan EAEU telah berkomitmen untuk menyelesaikan perundingan IEAEU–FTA ini dalam waktu dua tahun.

“Selanjutnya, tim perunding kedua pihak akan berfokus pada upaya penyelesaian isu tersisa secara intersesi,” tambah Johni.

Tujuh isu runding yang disepakati meliputi teks Bab Perdagangan Barang, Sanitasi dan Fitosanitasi, Ketentuan Akhir, Ketentuan Asal Barang, Kerja Sama Ekonomi, Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, dan Penyelesaian Sengketa.

Sementara itu, isu tersisa yang belum disepakati antara lain teks Bab Ketentuan Awal dan Definisi Umum, Ketentuan Umum dan Kelembagaan, Pengamanan Perdagangan, dan Persaingan Usaha, termasuk pembahasan terkait finalisasi akses pasar yang menjadi bagian dari salah satu bab teks di atas.

“Delegasi dari kedua pihak menunjukkan fleksibilitas dan komitmen tinggi, namun tetap menjaga kepentingan nasional masing-masing, sehingga perundingan berjalan dengan efektif dan konstruktif,” ungkap Johni.

EAEU terdiri atas Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Armenia, dan Belarus. EAEU merupakan mitra dagang penting Indonesia, bukan hanya sebagai pasar ekspor nontradisional tetapi juga sebagai hub perdagangan internasional di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah.

Dengan perjanjian ini, akses pasar yang lebih baik ke negara-negara anggota EAEU memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan volume perdagangan dan diversifikasi ekspor.

Kesepakatan ini juga membuka peluang baru bagi eksportir Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global, yang pada gilirannya akan berdampak signifikan terhadap upaya pemerintah untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan produk domestik bruto nasional.

Hubungan Dagang Indonesia–EAEU

Pada 2023, total perdagangan Indonesia dan EAEU mencapai USD 3,8 miliar. Nilai total perdagangan tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke EAEU sebesar USD 1,1 miliar dan impor Indonesia dari EAEU sebesar USD 2,7 miliar.

Produk ekspor utama Indonesia ke EAEU pada 2023 adalah minyak sawit, kopra, perangkat televisi, serta mesin dan peralatan listrik. Sementara itu, produk impor Indonesia dari EAEU didominasi batu bara, pupuk, produk setengah jadi besi baja bukan paduan, dan gandum.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini