Industri Sawit Ikut Atasi Stunting

0
Daun kelor. (Foto: Ist)

Industri sawit tidak hanya fokus pada peningkatan kesejahteraan petani, tetapi juga turut serta dalam mengatasi masalah kesehatan seperti stunting.

Salah satu contohnya adalah PT Sari Lembah Subur (SLS), yang menjalin kemitraan dengan Puskesmas Kerumutan untuk membudidayakan daun kelor. Kandungan gizi kelor yang tinggi diyakini bisa mengatasi stunting.

Kepala Puskesmas Kerumutan, Harno, menyampaikan bahwa sejak 2019, mereka bersama PT SLS telah melaksanakan program penanaman daun kelor di setiap rumah di wilayah Kerumutan.

Dalam lima tahun terakhir, lanjut Harno, program ini telah menunjukkan hasil yang signifikan, dengan penurunan drastis dalam jumlah penderita gizi buruk di daerah tersebut.

“Awalnya ada sekitar 20 anak dengan gizi buruk dan riwayat penyakit. Namun, setelah kami galakkan penanaman daun kelor dan membagikan bibitnya, sejak 2023 Kecamatan ini sudah masuk dalam kategori zero stunting,” ujar Harno.

Harno menyebutkan,  semua wilayah berisiko mengalami gizi buruk dan stunting, tetapi kunci utamanya adalah menemukan solusi efektif dengan keterbatasan yang ada. Dia percaya bahwa daun kelor dapat menjadi solusi ampuh untuk mengatasi stunting.

Daun kelor yang sudah siap panen dapat dimasak sebagai sayur untuk menu Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) atau dikeringkan dan diolah menjadi serbuk untuk minuman bagi ibu hamil.

Dia menambahkan sejauh ini hanya PT SLS yang peduli terhadap kesehatan Masyarakat di wilayah Kerumutan, sedangkan perusahaan lain belum memberikan kontribusi. Oleh sebab itu, dia merasa terbantu dengan program Community Feeding Center (CFC) yang telah berjalan sejak 2016.

Saat ini, ada 27 posyandu plus delapan posyandu internal di sepuluh Desa dalam Kecamatan Kerumutan.

“CFC hanya ada di Kerumutan, Puskesman lain di Pelalawan belum ada. Hal ini karena saya dan PT SLS peduli dengan pertumbuhan generasi sehat,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam buku Daun Kelor, Stunting, dan Ketahanan Nasional yang ditulis oleh dr Theresia Monica Rahardjo menyebutkan bahwa tanaman itu kaya akan nutrisi. Misalnya asam amino, antioksidan, dan senyawa anti inflamasi.

Selain itu, tanaman ini juga mengandung vitamin dan mineral tingkat tinggi seperti zat besi, kalsium, vitamin A, B, C dan E.

Asisten CSR Sari Lembah Subur Hanafi Febrian menyampaikan bila penanaman daun kelor merupakan inisiatif perusahaan, warga dan Puskesmas. Menurutnya dengan penanaman tersebut para warga bisa menerima manfaat.

“Penanaman kelor kami lakukan serentak di desa-desa dan rumah-rumah karena memiliki manfaat yang bagus bagi tubuh,” pungkasnya.

Untuk diketahui, angka stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5 persen, turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,6 persen.

Stunting merupakan isu prioritas nasional yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen pada 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini